Jakarta: Pulihnya ekonomi Tanah Air dinilai tidak terlepas dari peran penting perbankan syariah dalam memutar roda perekonomian dengan kinerja pembiayaan yang tumbuh positif.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menuturkan, sampai dengan kuartal II-2022 pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah mencapai 14,09 persen year on year (yoy) di tengah permodalan yang kuat.
"Di tengah geliat perekonomian, perbankan syariah memainkan peran aktif dengan penyaluran pembiayaan yang di atas rata-rata industri perbankan nasional," ujarnya dalam keterangan pers, Kamis, 25 Agustus 2022.
Mengutip data yang dimiliki pihaknya, dengan persentase pertumbuhan itu secara nominal pembiayaan perbankan syariah nasional mencapai Rp462,34 triliun hingga akhir kuartal II-2022. Adapun pertumbuhan quarter to quarter (qtq) mencapai 6,43 persen dari Rp434,39 triliun.
Sementara itu, perbankan konvensional pada kuartal II-2022 tumbuh sebesar 10,37 persen (yoy) menjadi Rp5.851 triliun. Adapun pertumbuhan quarter to quarter (qtq) mencapai 5,19 persen dari Rp5.562 triliun. Banjaran menambahkan, industri perbankan nasional tumbuh 5,28 persen (qtq) dari Rp5.997 triliun.
Dari segi aset, pertumbuhan bank syariah tercatat lebih besar dari pertumbuhan industri perbankan nasional ataupun perbankan konvensional. Aset industri perbankan syariah tumbuh 14,21 persen (yoy) menjadi Rp721 triliun.
Sementara aset total industri perbankan nasional hanya tumbuh 9,52 persen dan industri perbankan konvensional sebesar 9,19 persen. "Sejalan dengan perbaikan ekonomi, BSI tumbuh signifikan di sektor konsumer. Diikuti dengan sektor wholesale yang tumbuh seiring dengan rebound korporasi," ucapnya.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menuturkan, sampai dengan kuartal II-2022 pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah mencapai 14,09 persen year on year (yoy) di tengah permodalan yang kuat.
"Di tengah geliat perekonomian, perbankan syariah memainkan peran aktif dengan penyaluran pembiayaan yang di atas rata-rata industri perbankan nasional," ujarnya dalam keterangan pers, Kamis, 25 Agustus 2022.
Mengutip data yang dimiliki pihaknya, dengan persentase pertumbuhan itu secara nominal pembiayaan perbankan syariah nasional mencapai Rp462,34 triliun hingga akhir kuartal II-2022. Adapun pertumbuhan quarter to quarter (qtq) mencapai 6,43 persen dari Rp434,39 triliun.
Sementara itu, perbankan konvensional pada kuartal II-2022 tumbuh sebesar 10,37 persen (yoy) menjadi Rp5.851 triliun. Adapun pertumbuhan quarter to quarter (qtq) mencapai 5,19 persen dari Rp5.562 triliun. Banjaran menambahkan, industri perbankan nasional tumbuh 5,28 persen (qtq) dari Rp5.997 triliun.
| Baca juga: Pemerintah Masih Kaji Rencana BSI Akuisisi BTN Syariah |
Dari segi aset, pertumbuhan bank syariah tercatat lebih besar dari pertumbuhan industri perbankan nasional ataupun perbankan konvensional. Aset industri perbankan syariah tumbuh 14,21 persen (yoy) menjadi Rp721 triliun.
Sementara aset total industri perbankan nasional hanya tumbuh 9,52 persen dan industri perbankan konvensional sebesar 9,19 persen. "Sejalan dengan perbaikan ekonomi, BSI tumbuh signifikan di sektor konsumer. Diikuti dengan sektor wholesale yang tumbuh seiring dengan rebound korporasi," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
