Direktur Utama BEI Iman Rachman, BEI telah memfasilitasi 44 perusahaan untuk melakukan IPO. Adapun target IPO tahun ini mencapai 55 perusahaan tercatat.
"Tinggal 11 perusahaan lagi untuk tahun in, tapi pipeline-nya ada 45 perusahaan," kata Iman dalam konferensi pers, Rabu, 26 Oktober 2022.
Iman menjelaskan, untuk sisanya yang tidak bisa IPO di tahun ini, akan dilakukan tahun depan (carry over). Bursa menargetkan sebanyak 70 efek baru melantai di 2023.
Efek tersebut tak hanya saham tetapi ada juga obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek pencatatan efek buruk lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan Efek Beragun Aset (EBA).
| Baca juga: Masih Jadi Primadona, 40 Perusahaan Antre IPO |
"Jadi, kita cukup optimistis perusahaan yang akan tercatat mencapai 70 perusahaan. Sebanyak 70 ini tidak semua saham, ada beberapa obligasi," ujarnya.
Asal tahu saja, beberapa perusahaan yang dalam rencana IPO tahun ini cukup ditunggu oleh pasar, di antaranya adalah e-commerce Blibli.com atau PT Global Digital Niaha Tbk (BELI). BELI merupakan entitas Grup Djarum. Selain itu, perusahaan PT Bersama Zatta Jaya Tbk (Zata). Di perusahaan itu ustadz Abdul Gymnastiar (Aa Gym) menjadi komisaris independen.
Sementara IPO perusahaan lainnya adalah PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR), PT Pri Sentul Permai Tbk (KDTN), PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE), PT Menthobi Karyatama Tbk (MKTR), PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY), PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP), PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), dan PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
