Kolaborasi tersebut disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan, sinergi ini membuat BTN tidak perlu membangun sebuah grup seperti Bank Mandiri dan BRI. Cukup kerja sama dengan IFG untuk kemudian memberikan layanan yang lebih beragam kepada nasabah.
"Ada sinergi yang direncanakan secara dalam antara IFG dengan BTN dan ini sejalan dengan empat hal besar yang sedang dilakukan di Kementerian BUMN yaitu konsolidasi, restrukturisasi, transformasi, dan inovasi bisnis," kata Tiko dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 15 April 2021.
Sedangkan bagi IFG, kolaborasi dengan BTN akan menjadi momentum yang positif untuk lebih memperkenalkan perseroan baik sebagai holding maupun anggota holding. Kementerian BUMN meyakini kerjasama ini bisa membangun bisnis model yang baik dan memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak secara jangka panjang.
"Biasanya mortgage bank adalah anchor bank untuk memberikan produk-produk yang lain. Jadi kalau kerja samanya deep dan long term, maka bisa terbentuk kerja sama yang baik," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama IFG Robertus Billitea mengatakan, tahun pertama sejak IFG sebagai holding terbentuk pada Maret 2020 memang fokus pada pembenahan di internal mulai dari restrukturisasi sampai penguatan tata kelola dan risk management.
"Melalui kesempatan yang baik ini, kami secara signifikan masuk ke wilayah pengembangan bisnis IFG. Kelihatannya, melalui momentum ini kami masuk ke pasar secara lebih agresif,” kata Robertus.
Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga menambahkan, terdapat potensi sinergi yang cukup besar antara IFG dengan BTN. IFG memiliki anak usaha di bidang Capital Market maupun Asuransi Umum dan Asuransi Jiwa yang bisa memberikan layanan lebih lengkap kepada BTN.
"Harapannya ada customer lifetime value yang bisa ditunjang dengan produk-produk yang lengkap, ditunjang oleh IFG maupun anak usaha IFG. Ada beberapa kekuatan yang cukup bisa dibanggakan dan di-leverage oleh BTN, salah satunya bahwa PT Bahana TCW Investment Management sekarang diberikan kepercayaan oleh bank sentral di Asia Pasific untuk mengelola dana mereka dalam bentuk indeks dari surat utang negara. Dan satu-satunya di Indonesia," jelas Pantro.
Sedangkan Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menuturkan, dengan segala potensi dan keunggulan BTN sebagai market leader pada pembiayaan perumahan, perseroan siap menghadapi tantangan dan peluang ke depan dengan berbagai strategi, di antaranya menjalin kerja sama dengan institusi jasa keuangan seperti IFG. Menurut Haru, kerja sama dengan IFG akan melengkapi produk layanan perbankan yang sudah ada di perseroan.
"Kerja sama dengan IFG merupakan suatu kebanggaan bagi BTN. Sudah bukan rahasia umum bahwa IFG menyediakan berbagai produk keuangan nonperbankan seperti asuransi jiwa, asuransi umum, dan investasi. Kami berharap kolaborasi ini akan membentuk ekosistem produk dan layanan yang lengkap, meningkatkan potensi product holding ratio dan menumbuhkan Customer Lifetime Value (CLV) yang eksponensial," kata Haru.
Adapun produk yang bisa dikerjasamakan dengan IFG adalah Mortgage-Backed Securities (MBS), retail bond, produk bagi treasury BTN, Asian Bond Fund (new fund), advisory, dan bancassurance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
