Mengutip laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di keterbukaan informasi BEI, Senin, 13 April 2020, laba bersih tersebut diperoleh karena perusahaan mampu mengelola pos beban pokok pendapatan perusahaan.
Tercatat, pada tahun buku 2019 beban pokok pendapatan hanya Rp12,97 triliun, lebih rendah dibandingkan 2018 yang mencapai Rp13,14 triliun.
Pos tersebut menjadi penyeimbang saat pendapatan usaha mengalami penurunan. Pada periode 2019, pendapatan usaha ADHI menurun 2,23 persen dari Rp15,65 triliun menjadi Rp15,4 triliun.
Sementara itu, pos pendapatan lainnya diperoleh dari pos bagian laba ventura bersama. ADHI mencatat peningkatan pada pos tersebut mengalami peningkatan dari Rp134,48 miliar menjadi Rp340,16 miliar.
Adapun, total aset perusahaan per 31 Desember 2019 tercatat sebesar Rp36,51 triliun, terdiri dari liabilitas sebesar Rp29,68 triliun dan ekuitas sebesar Rp6,63 triliun.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan pada kuartal I-2020 perusahaan memperoleh proyek baru senilai Rp2,5 triliun.
Perolehan kontrak baru tersebut meliputi linis bisnis konstruksi dan energi sebesar 94 persen, properti sebesar lima persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Berdasarkan sumber dananya, perolehan kontrak baru berasal dari proyek pemerintah sebesar 70 persen, proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 19 persen, dan sisanya 11 persen merupakan proyek milik swasta dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
