Ilustrasi. Foto: MI/Susanto.
Ilustrasi. Foto: MI/Susanto.

Rupiah Melemah Tipis ke Rp14.868, Dolar AS Stabil

Husen Miftahudin • 13 Juni 2023 09:59
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan pagi ini mengalami pelemahan tipis.
 
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 13 Juni 2023, rupiah dibuka di level Rp14.868 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 5,5 poin atau setara 0,04 persen dari Rp14.862 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp14.864 per USD, turun tipis lima poin atau setara 0,03 persen dari Rp14.859 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini masih diwarnai sentimen negatif pasar keuangan, sehingga besar kemungkinan rupiah masih akan berada di zona merah.
 
"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.840 per USD hingga Rp14.910 per USD," jelas Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Baca juga: Dolar Perkasa Jelang Rilis Inflasi Utama AS

Dolar AS stabil


Dijelaskan lebih lanjut, dolar AS mengalami kestabilan meski tetap mendekati posisi terendah multi-minggu terhadap beberapa mata uang utama. Ini karena para pedagang tetap waspada menjelang keputusan kebijakan moneter yang akan dirilis minggu ini dari beberapa bank sentral, termasuk Federal Reserve.
 
Pertemuan kebijakan The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BOJ) akan mengatur nada untuk minggu ini, karena pasar mencari petunjuk dari pembuat kebijakan tentang jalur suku bunga di masa depan.
 
Data inflasi, yang akan dirilis pada Selasa, juga diharapkan menjadi faktor dalam keputusan Fed, mengingat tujuan utama bank sentral dalam siklus kenaikan suku bunga ini adalah untuk menurunkan inflasi, itu masih di atas target tahunan Fed 2,0 persen.
 
Pasar uang condong ke arah jeda dari Fed ketika mengumumkan keputusan suku bunga pada Rabu, menurut alat CME FedWatch, ekspektasi yang mengirim Wall Street melonjak ke level tertinggi 13 bulan pada Jumat karena sentimen risiko membaik.
 
Sebaliknya, mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ECB akan menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin minggu ini dan sekali lagi pada Juli, sebelum berhenti untuk sisa tahun ini karena inflasi tetap kaku.
 
"BOJ diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar minggu ini dan perkiraan untuk pemulihan ekonomi yang moderat, karena belanja perusahaan dan rumah tangga yang kuat meredam pukulan dari permintaan luar negeri yang melambat," pungkas Ibrahim.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan