Mengutip laporan keuangan perusahaan, Senin, 29 Maret 2021 penurunan terbesar berasal dari bisnis infrastruktur dan gedung, yakni dari Rp17,58 triliun menjadi Rp8,49 triliun.
Lalu bisnis energi dan industrial plant dari Rp3,91 triliun dari Rp2,44 triliun. Kemudian bisnis realty dan properti dari Rp1,44 triliun menjadi Rp533,05 miliar. Sementara bisnis industri beton mengalami kenaikan tipis dari Rp4,27 triliun menjadi Rp5,06 triliun.
Dari pendapatan yang dibukukan tersebut, WIKA mencapai laba bersih 2020 tercatat sebesar Rp322,34 miliar, turun drastis dari laba yang dibukukan pada 2019 yang mencapai 2,19 triliun.
Kendati demikian, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan kinerja perseroan telah melampaui ekspektasi. Perusahaan telah melakukan adaptasi di tengah pandemi covid-19.
Hal itu terlihat dari kondisi arus kas positif dari aktivitas operasinya sebesar Rp141,28 miliar.
"Kami ingin memastikan bahwa kondisi WIKA tetap sehat, dengan langkah yang kami ambil adalah melakukan proses bisnis yang adaptif dan tangguh bertahan di tengah pandemi," kata Agung dalam keterangan tertulis.
Agung menjelaskan, WIKA selalu membangun komunikasi aktif dan berusaha untuk menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan pemilik proyek. Dengan demikian, schedule maupun progres proyek tetap terjaga dan meminimalisasi terjadinya cost overrun.
Selain itu, berbagai langkah efisiensi juga ditempuh dengan melakukan penghematan biaya usaha dan operasional. Langkah tersebut diambil salah satunya untuk menjaga agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya.
"Kami percaya SDM jadi modal utama untuk menggerakkan bisnis WIKA sehingga kelak siap lepas landas ketika kondisi semakin membaik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
