"Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 9,4 persen (yoy)," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dikutip dari Analisis Uang Beredar Posisi Juli 2023, Senin, 28 Agustus 2023.
Pada Juli 2023, uang kuasi dengan pangsa 44,0 persen dari M2, tercatat sebesar Rp3.675,7 triliun atau tubuh 9,4 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,2 persen (yoy). Pertumbuhan uang kuasi terutama disebabkan oleh pertumbuhan simpanan berjangka sebesar 6,8 persen (yoy) pada Juli 2023, setelah tumbuh 7,1 persen (yoy) pada Juni 2023.
Uang yang dipegang masyarakat capai Rp853 triliun
Di sisi lain, komponen uang beredar sempit (M1) tumbuh sebesar 4,1 persen (yoy) pada Juli 2023, setelah tumbuh 3,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan M1 terutama disebabkan oleh pertumbuhan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan giro rupiah.
Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 47,5 persen terhadap M1, tercatat Rp2.210,1 triliun pada Juli 2023 atau tumbuh 1,8 persen (yoy) setelah bulan sebelumnya tumbuh 2,3 persen (yoy).
"Sementara itu, uang kartal yang beredar di masyarakat pada Juli 2023 sebesar Rp853,4 triliun, atau tumbuh 3,8 persen (yoy) setelah tumbuh 7,9 persen (yoy) pada Juni 2023."
Giro rupiah tercatat tumbuh 7,5 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 4,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Dana float uang elektronik pada Juli 2023 tercatat sebesar 0,2 persen terhadap M1 atau tumbuh 15,0 persen (yoy) setelah tumbuh 20,2 persen (yoy) pada Juni 2023.
| Baca juga: Kinerja Positif KB Bukopin Semester I 2023: Kredit Baru dan Rasio Kecukupan Modal Melesat |
Dipengaruhi penyaluran kredit
Bank Indonesia menyimpulkan, perkembangan M2 pada Juli 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit yang tumbuh 8,5 persen (yoy), setelah tumbuh 7,8 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih pada bulan laporan tumbuh 9,0 persen (yoy) setelah tumbuh 3,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat terkontraksi 12,1 persen (yoy), setelah tumbuh 1,7 persen (yoy) pada Juni 2023.
Hal tersebut didorong oleh kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat yang tumbuh sebesar 15,9 persen (yoy) pada Juli 2023 setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,4 persen (yoy) terutama dalam bentuk simpanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
