"Volume dari perkembangan aset keuangan syariah yang tadinya USD2,52 triliun telah berkembang menjadi USD2,88 triliun. Tentu dampak pandemi dapat memengaruhi atau telah memengaruhi pasar keuangan termasuk pasar keuangan syariah," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam seminar virtual Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Kamis, 15 Juli 2021.
Sri Mulyani melanjutkan keuangan syariah global diperkirakan akan bisa tumbuh sebesar lima persen pada periode 2019-2024. Pada periode itu juga aset keuangan syariah diperkirakan akan bisa mencapai USD3,69 triliun.
"Tentu ini juga sangat dipengaruhi apakah pandemi covid-19 tetap bisa mempengaruhi atau bisa diminimalkan perkembangan dari keuangan syariah global," paparnya.
Terkait itu, Indonesia perlu untuk terus memperkuat ketahanan perekonomian dan keuangan, termasuk pasar modal dan pasar modal syariah. Hal ini perlu dilakukan mengingat semakin tingginya minat masyarakat terhadap instrumen keuangan berbasis syariah.
"Indonesia harus mampu menorehkan berbagai perkembangan dan kemajuan di dalam perekonomian syariah dan keuangan syariah sesuai dengan semakin tingginya aspirasi masyarakat untuk mendapatkan instrumen keuangan yang berbasis syariah," tegasnya.
Bendahara Negara itu menambahkan dalam sebuah perekonomian yang terus berkembang, peranan sektor keuangan terutama pasar modal menjadi sangat penting. Pasar modal merupakan sebuah sektor yang mampu menciptakan kesempatan bagi investor dalam berinvestasi, sekaligus menjadi tempat bagi para pengusaha untuk mendapatkan dana dari para investor.
"Peranan pasar modal sedemikian pentingnya. Dalam konteks Indonesia sebagai negara muslim yang sangat besar menciptakan sebuah pasar modal Islam juga menjadi penting sesuai dengan harapan dan aspirasi dari masyarakat," pungkas Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
