Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. FOTO: Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. FOTO: Bank Indonesia

Bos BI: Indonesia Kehilangan Dana Asing USD400 Juta Akibat Konflik Rusia-Ukraina

Husen Miftahudin • 17 Maret 2022 19:16
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik tertahan akibat meningkatnya eskalasi ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
 
"Investasi portofolio tercatat net outflows sebesar USD0,4 miliar pada periode Januari hingga 15 Maret 2022, khususnya dari SBN (Surat Berharga Negara)," ungkap Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI secara virtual, Kamis, 17 Maret 2022.
 
Meskipun demikian, Perry meyakinkan bahwa kondisi tersebut tak banyak mempengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah. Bahkan sebaliknya, mata uang Garuda tersebut justru mengalami kenaikan.

"Dari sisi lain, tentu saja ada (implikasinya) terhadap nilai tukar. Namun (stabilitas) nilai tukar tetap terjaga, bahkan ada kecenderungan apresiasi," sebutnya.
 
Adapun nilai tukar rupiah pada 16 Maret 2022 menguat 0,38 persen secara point to point dan 0,01 persen secara rerata dibandingkan dengan level akhir Februari 2022.
 
Menurut dia, perkembangan nilai tukar tersebut ditopang pasokan valuta asing (valas) di dalam negeri dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
 
Dengan perkembangan tersebut, rupiah sampai dengan 16 Maret 2022 mencatat depresiasi sekitar 0,42 persen dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Malaysia sebesar 0,76 persen (ytd), India 2,53 persen (ytd), dan Filipina 2,56 persen (ytd).
 
Ke depan, tegas Perry, nilai tukar rupiah diperkirakan tetap terjaga. Hal ini didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik.
 
"Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi, melalui langkah-langkah mendorong efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," tutup Perry.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan