Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing 'minggat' dari pasar keuangan domestik selama sepekan. Berdasarkan data transaksi pada 15-18 Februari 2021, dana-dana dari investor asing (nonresiden) di pasar keuangan domestik 'pulang kampung' (jual neto/outflow) sebanyak Rp3,54 triliun.
Minggatnya modal asing dari pasar keuangan domestik imbas penjualan portofolio investasi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,40 triliun. Dana asing di pasar saham juga tercatat keluar dari pasar domestik sebanyak Rp1,14 triliun.
"Meskipun demikian berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto (inflow) sebesar Rp36,24 triliun," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, Jumat, 19 Februari 2021.
Adapun premi risiko atau credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun relatif stabil ke 66,90 bps per 18 Februari 2021 dari 66,8 bps per 12 Februari 2021. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Besarnya dana asing yang minggat dari pasar keuangan domestik itu pun membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tersungkur. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab kinerja mata uang Garuda jeblok dalam beberapa hari terakhir.
Mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap USD melemah bila dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya, yakni berada di posisi Rp14.065 per USD. Rupiah melemah 40 poin atau setara 0,29 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
