Data pembukuan LPKR menyebutkan lebih dari 70 persen pendapatan Lippo Karawaci berasal dari recurring income alias pendapatan berulang, yang memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak, salah satunya disebabkan merebaknya virus korona.
Divisi healthcare dan mal menjadi penopang pertumbuhan pendapatan yang kuat. Pertumbuhan pendapatan berulang yang kuat dari segmen layanan kesehatan dimotori oleh Siloam Hospitals.
Siloam terus membuat kemajuan dalam hal ekspansi dan saat ini mengoperasikan 37 rumah sakit di 28 kota di Indonesia. Pendapatan dari segmen bisnis Mal & lain-lain juga terus naik.
Kinerja positif ini diapresiasi pasar dengan masuknya LPKR sebagai salah satu saham yang paling diminati investor asing di bursa selama awal 2020.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan sektor kesehatan LPKR dengan proporsi recurring income besar dapat mendorong sentimen positif.
"Semakin tinggi pendapatan berulang itu akan semakin baik. Recurring income tinggi menjadi salah satu indikator perusahaan memiliki fundamental yang kuat," ujar Sukarno dalam keterangannya, Kamis, 5 Maret 2020.
Sektor kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar LPKR menghadapi ketidakpastian ekonomi, salah satunya akibat virus korona. Ditambah, LPKR merupakan emiten di bidang kesehatan yang diprediksi akan menghadapi permintaan tinggi di saat kebutuhan kesehatan meningkat.
LPKR diimbau memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada. Meski ada perlambatan ekonomi, jika fundamental perusahaan kuat, kinerja emiten akan tetap stabil.
"Belum lagi aksi korporasi sepanjang awal tahun juga dipandang sangat baik. Hal ini bisa jadi sentimen positif. Dengan dana segar yang didapatkan, harapannya LPKR akan melakukan berbagai upaya agar dapat meningkatkan kinerja ke depannya," ujar Sukarno.
Sementara itu, saham LPKR selalu tercatat sebagai yang paling dicari investor dalam kurun waktu dua pekan terakhir. Hal ini mengindikasikan persepsi investor bahwa LPKR memiliki prospek positif. Meski memang sentimen tersebut masih bersifat jangka pendek. "Karena kita harus melihat perkembangan kinerja ke depannya seperti apa," ujar Sukarno.
Adapun dalam jangka panjang kinerja LPKR diprediksi terus meningkat di 2020 sebagai akibat dari dijalankannya strategi deleverage dan keberhasilan kepemimpinan manajemen.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham LPKR masuk ke dalam daftar 10 saham paling diburu investor asing pada 30 Januari, 3 Februari, dan 13 Februari 2020. Terakhir pada 13 Februari 2020 lalu, LPKR menjadi saham kedua yang paling banyak diburu oleh investor asing setelah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan total pembelian mencapai 21,21 juta lembar pada harga Rp232 per lembar.
Pekan sebelumnya, yaitu pada 3 Februari 2020, LPKR bahkan sempat bertengger di posisi pertama sebagai saham yang paling diincar investor dengan pembelian mencapai 22,13 juta saham.
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menambahkan kinerja positif LPKR sejalan dengan tren bisnis di sektor properti yang tumbuh positif. Apalagi dari sisi bunga masih kompetitif. Selain itu secara makro juga masih cukup baik. Dengan kepemilikan aset yang besar, juga struktur permodalan kuat, kata dia, LPKR diyakini semakin mudah melakukan ekspansi bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id