Jakarta: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI akan menggelar aksi korporasi melalui penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada kuartal IV ini. Perseroan bakal menerbitkan maksimal enam miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp500 per saham atau maksimum senilai Rp5 triliun.
"Kuartal IV ini rencana mau rights issue untuk naikin modal dan ekspansi bisnis," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR di Kompleks Senayan, Jakarta, dikutip Rabu, 21 September 2022.
Ia menambahkan, tambahan permodalan (ekuitas) itu juga meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan hingga di atas 20 persen di 2025, yang saat ini masih di angka 17 persen.
"Rights issue ini upaya agar CAR kita lebih tinggi dari 17 persen, bahkan di atas 20 persen. Karena waktu merger belum ada injeksi modal, kita harus inject lagi," jelasnya.
Hery juga menjelaskan, nilai kapitalisasi pasar (market capitalization) BSI sudah sebesar USD3,69 miliar. Angka tersebut dikatakan sudah membawa BSI masuk dalam 14 perbankan syariah terbesar di dunia.
Pihaknya pun bertekad di 2025 mendatang BSI bakal masuk dalam daftar 10 perbankan syariah terbesar di dunia bersama Arab Saudi dan Kuwait. "Sekarang market capitalization kita USD3,69 miliar, nanti bisa di atas sekitar USD5 miliar sampai USD5,5 miliar," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menjelaskan, per Juni 2022 jumlah aset total BSI mencapai Rp277 triliun dan ekuitas sebesar Rp26 triliun. "Ini merupakan bank syariah terbesar di Indonesia. BSI akan punya peran penting dalam pembangunan perekonomian syariah," pungkasnya.
"Kuartal IV ini rencana mau rights issue untuk naikin modal dan ekspansi bisnis," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR di Kompleks Senayan, Jakarta, dikutip Rabu, 21 September 2022.
Ia menambahkan, tambahan permodalan (ekuitas) itu juga meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan hingga di atas 20 persen di 2025, yang saat ini masih di angka 17 persen.
"Rights issue ini upaya agar CAR kita lebih tinggi dari 17 persen, bahkan di atas 20 persen. Karena waktu merger belum ada injeksi modal, kita harus inject lagi," jelasnya.
| Baca juga: BSI Targetkan Laba Melesat hingga 40% di 2022 |
Hery juga menjelaskan, nilai kapitalisasi pasar (market capitalization) BSI sudah sebesar USD3,69 miliar. Angka tersebut dikatakan sudah membawa BSI masuk dalam 14 perbankan syariah terbesar di dunia.
Pihaknya pun bertekad di 2025 mendatang BSI bakal masuk dalam daftar 10 perbankan syariah terbesar di dunia bersama Arab Saudi dan Kuwait. "Sekarang market capitalization kita USD3,69 miliar, nanti bisa di atas sekitar USD5 miliar sampai USD5,5 miliar," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menjelaskan, per Juni 2022 jumlah aset total BSI mencapai Rp277 triliun dan ekuitas sebesar Rp26 triliun. "Ini merupakan bank syariah terbesar di Indonesia. BSI akan punya peran penting dalam pembangunan perekonomian syariah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
