"BNPB, gugus tugas dari (anggaran) Rp3,5 triliun sudah Rp2,9 triliun sudah tercairkan. Lainnya relatif masih rendah," kata Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kemenkeu Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam video conference di Jakarta, Rabu, 8 Juli 2020.
Kunta menambahkan realisasi insentif pajak di sektor kesehatan juga terbilang masih sangat rendah. Insentif pajak baru dimanfaatkan sebesar Rp1,4 triliun padahal pemerintah memberikan relaksasi hingga Rp9,05 triliun.
Untuk mempercepat realisasi anggaran kesehatan, Kemenkeu maupun Kementerian Kesehatan menerbitkan sejumlah aturan relaksasi. Tak hanya itu, pemerintah juga melakukan monitor berkala agar realisasi anggaran kesehatan bisa cepat dan tepat sasaran.
"Intinya percepatan sudah lebih baik, tiap minggu monitor hasilnya lebih baik. Harapannya naik terus ini sampai Desember, yang didorong insentif tenaga kesehatan harusnya Maret April Mei, datanya Juli diselesaikan, lainnya dimonitor sampai Desember," ungkapnya.
Realisasi anggaran kesehatan untuk penanganan covid-19 baru 5,12 persen dari Rp87,55 triliun alokasi yang disiapkan. Artinya baru Rp4,48 triliun saja yang digunakan dalam rangka menangani covid-19 dari sisi kesehatan.
Anggaran kesehatan sendiri terdiri dari belanja penanganan covid-19 Rp66,8 triliun, insentif tenaga medis Rp5,9 triliun, santunan kematian Rp300 miliar, bantuan iuran JKN Rp3 triliun, gugus tugas covid-19 Rp3,5 triliun, dan insentif perpajakan di bidang kesehatan Rp9,05 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
