Mengutip laporan keuangan perusahaan, Jumat, 6 Oktober 2020, penurunan laba tersebut seiring dengan penurunan pendapatan perseroan hingga akhir periode sembilan bulan. Tercatat pendapatan emiten tambang pelat merah tersebut hanya Rp12,84 triliun, turun 20,98 persen dari perolehan periode yang sama di 2019 yang mencapai Rp16,84 triliun.
Seiring dengan penurunan pendapatan, PTBA mencatat beban pokok pendapatan menurun dari Rp10,54 triliun menjadi Rp9,32 triliun. Pada periode ini, PTBA mencatatkan beban umum administrasi sebesar Rp1,16 triliun, beban keuangan sebesar Rp104,4 miliar, dan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp525,92 miliar.
Dari capaian periode ini laba per saham mengalami penurunan dari Rp280 menjadi Rp155. Untuk kas dan setara kas hingga 30 September 2020 PTBA mencatat sebesar Rp5,38 triliun, naik 26,8 persen dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp4,24 triliun.
Sementara jumlah aset lancar hingga akhir September 2020 Rp9,36 triliun, turun dari posisi 31 Desember 2019 yang sebesar Rp11,66 triliun. Sedangkan untuk aset tidak lancar mengalami peningkatan dari Rp14,42 triliun pada akhir Desember 2019 menjadi Rp15,14 triliun.
Lebih lanjut, per 30 September PTBA mencatat total liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp7,92 triliun dan Rp16,57 triliun sehingga total liabilitas dan ekuitas menjadi Rp24,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
