Dana asing minggat dari pasar keuangan domestik lantaran besarnya jual neto di pasar saham sebanyak Rp2,37 triliun. Sementara di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor asing justru memborong investasi dengan melakukan aksi beli neto (capital inflow) sebesar Rp1,87 triliun.
"Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp153,29 triliun," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko yang tertuang dalam perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, Jumat, 11 September 2020.
Adapun premi risiko atau credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke 91,36 bps per 10 September 2020 dari 86,71 bps per 4 September 2020. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya, jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Kondisi minggatnya dana asing ini sejalan dengan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini. Pada pembukaan perdagangan pagi hari ini, rupiah berada di posisi Rp14.850 per USD, melemah bila dibandingkan dengan penutupan perdagangan Kamis, 10 September 2020 di level Rp14.820 per USD.
Menjelang penutupan perdagangan akhir pekan, Bloomberg mencatat nilai tukar rupiah melempem ke posisi Rp14.890 per USD dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp14.855 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah sebanyak 35 poin atau setara 0,24 persen.
Sedangkan menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp14.922 per USD. Rupiah mengalami pelemahan sebanyak 55 poin atau setara 0,37 persen, dari Rp14.867 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan di level Rp14.979 per USD atau melemah signifikan sebanyak 108 poin dari nilai tukar rupiah pada perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14.871 per USD.
Bank Indonesia, tegasnya, akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran pandemi covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Serta melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tutup Onny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id