Dalam rilis yang dikeluarkan Kementerian BUMN, Selasa, 2 Februari 2021, Presiden Joko Widodo mengatakan kehadiran BSI sangat penting dalam perjalanan Indonesia mewujudkan cita-cita sebagai pusat gravitasi ekonomi syariah dunia.
Orang nomor satu Indonesia tersebut berpesan agar BSI dapat menjadi bank syariah yang universal, bersifat terbuka, inklusif, serta menjangkau masyarakat di seluruh segmen.
"Sebagai barometer perbankan syariah di Indonesia insya Allah nantinya regional dan dunia, saya harapkan Bank Syariah Indonesia harus jeli dan gesit menangkap peluang, harus mampu menciptakan tren-tren baru dalam perbankan syariah, dan bukan hanya mengikuti trend yang sudah ada," ujar Jokowi.
Berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020, Indonesia menduduki peringkat ke-5 dari 73 negara sebagai ekonomi syariah terbesar di dunia. Sebuah langkah yang tepat menghadirkan PT Bank Syariah Indonesia dari hasil merger Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah.
Hasil merger tersebut akan memiliki aset hingga mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Angka dari jumlah aset dan modal inti tersebut akan menempatkan BSI ke dalam jajaran 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan ditargetkan menjadi 10 besar bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam waktu lima tahun ke depan (2025).
Hal ini sesuai dengan target Menteri BUMN Erick Thohir yang menginginkan BSI masuk dalam top 10 besar dunia yang dapat disejajarkan dengan bank syariah terbesar di dunia, seperti Al-Rajgi hingga Albilad Bank.
"Saya berharap Bank Syariah Indonesia dapat energi baru bagi ekonomi Indonesia yang senantiasa menerapkan prinsip financial justice dan stability in investment yang telah terbukti berhasil membawa tiga bank Syariah yang bergabung menjadi Bank Syariah Indonesia ini mengarungi krisis pandemi covid-19, bahkan mampu menorehkan kinerja yang sangat positif dan membanggakan," ujar Erick.
Di dalam negeri, BSI masuk dalam peta persaingan utama perbankan di Indonesia. Saat ini BSI memiliki 1.200 kantor cabang yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN Nawal Nely mengatakan sebanyak 20 ribu karyawan yang sudah bekerja akan terus ditingkatkan kapasitas dan kemampuannya dalam menjalankan perbankan Syariah sehingga dapat meningkatkan efisiensi bisnis bagi perusahaan.
"Dengan adanya merger ini, bukan hanya skala saja yang diharapkan bisa di-addressed, tetapi juga bisa meningkatkan economic of skill bagi karyawan yang itu penting sekali untuk sektor perbankan," jelas Nawal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News