Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI
Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI

Kredit BTPN Tumbuh 6% Meski Diterpa Pandemi

Angga Bratadharma • 27 Oktober 2020 09:13
Jakarta: PT Bank BTPN Tbk mencatat penyaluran kredit sebesar Rp148,8 triliun sampai dengan akhir kuartal III-2020. Pencapaian itu tumbuh enam persen secara tahunan ketimbang periode yang sama tahun lalu meski terdampak pandemi covid-19 yang mengakibatkan turunnya laba perseroan.
 
"Kami bersyukur bahwa kami masih bisa membukukan pertumbuhan kredit yang cukup bagus, bahkan di atas pertumbuhan industri, di tengah situasi ekonomi yang menantang bagi kita semua,” kata Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana, dikutip dari Antara, Selasa, 27 Oktober 2020.
 
Pertumbuhan kredit terutama ditopang segmen korporasi yang meningkat 21 persen menjadi Rp89,3 triliun pada akhir kuartal III-2020. Pembiayaan segmen korporasi yang merupakan pembiayaan jangka panjang, di antaranya untuk proyek ketahanan energi, ketahanan pangan dan infrastruktur, merupakan komitmen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kualitas kredit BTPN tetap terjaga yang tercermin dari NPL kotor yang berada di level 1,1 persen pada akhir September 2020, relatif rendah dibandingkan dengan NPL industri perbankan yang pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar 3,22 persen.
 
Untuk pemenuhan kebutuhan pembiayaan kredit, BTPN menghimpun pendanaan sejumlah Rp149,9 triliun sampai dengan akhir September, atau naik tiga persen (yoy). Total pendanaan tersebut berasal dari dana pihak ketiga sejumlah Rp100,8 triliun, pinjaman dari pihak lain sebesar Rp42,6 triliun, serta pinjaman subordinasi senilai Rp6,5 triliun.
 
Dengan realisasi penyaluran kredit dan pendanaan tersebut, rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di 246,45 persen, sementara Net Stable Funding Ratio (NSFR) di 113,13 persen per posisi akhir September 2020.
 
BTPN juga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar tiga persen (yoy), dari Rp182,2 triliun menjadi Rp186,9 triliun, dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) 24,9 persen.
 
"Kami yakin dengan permodalan yang kuat dan dukungan global dari SMBC, kami akan mampu memberi pelayanan lebih baik kepada jutaan nasabah serta berkontribusi lebih nyata kepada perekonomian nasional," ujar Ongki.
 
Ongki menuturkan covid-19 memengaruhi kinerja industri perbankan di tahun ini, termasuk BTPN. Melemahnya kondisi perekonomian dan pengaruhnya terhadap debitur perbankan menyebabkan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) meningkat sebesar 84 persen menjadi Rp1,95 triliun.
 
Kemudian pendapatan bunga bersih turun dua persen menjadi Rp7,9 triliun dengan adanya penurunan imbal hasil seiring penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan restrukturisasi kredit.
 
Kenaikan biaya CKPN dan tekanan di pendapatan bunga bersih bank menyebabkan laba bersih BTPN turun sebesar 21 persen menjadi Rp1,5 triliun sepanjang periode Januari-September tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
 
Terkait portofolio yang terdampak langsung dari pandemi, BTPN telah melakukan langkah restrukturisasi. Hingga akhir September 2020 total nilai kredit yang disetujui untuk mendapat restrukturisasi kredit adalah sebesar Rp11,6 triliun atau sekitar 7,8 persen dari keseluruhan portofolio kredit konsolidasi.
 
Sementara itu, Jenius yang merupakan platform untuk melayani segmen nasabah yang lebih luas sekaligus memenuhi kebutuhan para pelaku ekonomi digital, total penggunanya naik 37 persen (yoy) menjadi 2,8 juta, sementara total dana pihak ketiga Jenius bertumbuh 136 persen menjadi hampir Rp12,2 triliun (yoy).
 
"Pertumbuhan jumlah pengguna dan dana pihak ketiga Jenius tidak lepas dari kebutuhan masyarakat yang makin meningkat terhadap produk simpanan di era pandemi ini," pungkas Ongki.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan