Mengutip Bloomberg, Sabtu, 21 November 2020, nilai tukar rupiah di awal pekan atau tepatnya Senin 16 November, berada di level Rp14.110 per USD. Lalu pada Selasa, 17 November, mata uang Garuda menguat ke posisi Rp14.055 per USD. Kemudian pada Rabu, 18 November, nilai tukar rupiah melemah ke level Rp14.070 per USD.
Sedangkan pada Kamis, 19 November, mata uang Garuda kembali tertekan ke posisi Rp14.155 per USD. Lalu pada akhir pekan atau tepatnya Jumat, 20 November, nilai tukar rupiah lagi-lagi melemah ke posisi Rp14.165 per USD. Pesona mata uang Garuda mulai tergerus dengan mata uang Garuda sulit ditumbangkan pada pekan ini.
Sementara itu, kurs dolar Amerika Serikat menguat tipis pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), karena pelaku pasar mengukur dampak ekonomi dari melonjaknya infeksi covid-19. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,10 persen menjadi 92,3926.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1857 dari USD1,1875 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi USD1,3278 dari USD1,3252 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi USD0,7311 dari USD0,7287.
Sedangkan dolar AS dibeli 103,82 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 103,80 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9115 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9105 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3094 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3065 dolar Kanada.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat tergelincir pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB). Tekanan menerpa bursa saham Wall Street karena investor semakin khawatir atas kasus infeksi covid-19 yang terus melonjak di negara Paman sam.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 219,75 poin atau 0,75 persen menjadi berakhir pada 29.263,48. Kemudian S&P 500 turun 24,33 poin atau 0,68 persen menjadi 3.557,54. Indeks Komposit Nasdaq turun 49,74 poin atau 0,42 persen menjadi 11.854,97.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
