Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A Purwantono mengatakan rencana aksi Kookmin Bank tersebut dilakukan dengan terlebih dahulu meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang akan diselenggarakan pada 25 Agustus 2020.
"Sesuai dengan pengumuman hari ini atau undangan RUPS 25 Agustus, salah satu agendanya adalah penambahan modal yang dilakukan KB Kookmin Bank melalui private placement," ujar Rival dalam telekonferensi, Senin, 3 Agustus 2020.
Rivan menyebutkan, bank asal Korea Selatan (Korsel) itu tak akan berhenti memiliki saham Bukopin sebesar 33,9 persen. Kookmin Bank bakal menambah kepemilikan sahamnya hingga di atas 51 persen.
"Informasinya, ada satu ketentuan dalam Undang-Undang PT (UU Nomor 40 Tahun 2017 tentang Perseroan Terbatas) di mana yang namanya mayoritas itu (memiliki saham) 51 persen. Nah, mereka akan menambahkan (kepemilikan saham di Bukopin) di atas 51 persen," ungkapnya.
Tak sampai di situ, Rivan bahkan menargetkan Kookmin Bank akan menambah kepemilikan saham hingga 67 persen. Dengan demikian rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bukopin akan naik menjadi 16-17 persen.
"CAR kita yang tadinya 14 persen diprediksi 16 persen, bahkan semaksimal mungkin kita bisa sampai 17 persen. Tergantung apakah masuk (Kookmin Bank menambah kepemilikan sahamnya menjadi) 55, 60, atau bahkan sampai 67 persen," tutur Rivan.
Rivan jelas menyambut baik hal ini. Dengan masuknya Kookmin Bank, selain mendapat transfer knowledge, tambahan modal terhadap Bukopin juga akan mempercepat pemulihan dan pertumbuhan bisnis di tengah tantangan pandemi covid-19.
"Kami yakin dan optimistis di masa yang akan datang bersama Kookmin Bank, Bank Bukopin akan semakin bagus, tingkat kepercayaan nasabah juga akan semakin bagus, dan kita harapkan ini menjadi tone yang positif, kita harapkan ini menjadi impact yang positif terhadap kepercayaan masyarakat," pungkas dia.
Saat ini komposisi urutan pemegang saham di Bank Bukopin yaitu, Kookmin Bank dengan porsi kepemilikan 33,9 persen, Bosowa sebesar 23,4 persen, Negara Republik Indonesia 6,37 persen, dan pemegang saham publik dengan kepemilikan di bawah lima persen mencapai 36,33 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
