Jakarta: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat kenaikan laba bersih sepanjang 2019 sebesar 3,15 persen. Jumlah itu naik dari sebelumnya Rp223,38 miliar menjadi Rp230,42 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu, 15 April 2020, laba tersebut disokong oleh kenaikan pendapatan sebesar 5,81 persen menjadi Rp1,35 triliun.
Adapun dalam laporan tersebut pos pendapatan terbentuk dari tiga sumber yaitu pendapatan tiket, pendapatan real estat, dan pendapatan hotel-restoran.
Pendapatan tiket pada 2019 menjadi kontributor terbesar yaitu Rp976,27 miliar. Lalu pendapatan dari hotel dan restoran sebesar Rp102,62 miliar. Kemudian pendapatan real estat sebanyak Rp10,32 miliar.
Pertumbuhan pendapatan tersebut juga membuat laba per saham mengalami kenaikan dari Rp140 pada 2018 menjadi Rp144 pada 2019.
Hingga 31 Desember 2019, total aset perusahaan sebesar Rp4,09 triliun, yang terdiri dari liabilitas Rp1,94 triliun dan ekuitas sebesar Rp2,15 triliun.
Terkait virus korona (covid-19) dan instruksi Gubernur DKI Jakarta mengenai penutupan tempat rekreasi dan hiburan untuk membatasi penyebaran virus membuat pendapatan Ancol tergerus.
"Kebijakan tersebut berdampak pada berkurangnya penerimaan perseroan selama ditutupnya operasional," kata Corporate Secretary Pembangunan Jaya Ancol Agung Praptono.
Namun demikian, perusahaan masih menghitung dampak kerugian akibat penutupan segmen rekreasi terkait wabah covid-19. Perusahaan juga menghitung ulang beberapa rencana proyek inovasi dan renovasi akan dilakukan berdasarkan skala prioritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
