Namun sebelum melakukan trading XRP, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari dan memilih aplikasi crypto paling aman dan terbaik bagi penggunanya. Sehingga kamu bisa trading dan menyimpan aset crypto dengan nyaman tanpa takut di bobol.
Selain itu, kamu juga harus mengetahui harga XRP hari ini dan sebelumnya, sehingga kamu bisa melakukan analisa teknikal dan dapat memprediksi arah pergerakan XRP di masa mendatang.
Terdapat beberapa aplikasi crypto yang telah teregulasi di Indonesia, salah satunya Pintu yang menyediakan fitur terlengkap, biaya trading rendah, serta variasi token yang banyak lebih dari 320+ token sehingga cocok untuk investor pemula maupun trader aktif dan professional.
Sejarah Singkat XRP
XRP dikembangkan oleh Ripple Labs dan diluncurkan pada tahun 2012. Tujuannya bukan menjadi “mata uang digital spekulatif” semata, tetapi sebagai penghubung (bridge) dalam sistem pembayaran lintas negara.
XRP Ledger memungkinkan transaksi cepat, biaya rendah, dan proses penyelesaian (settlement) yang lebih efisien dibanding sistem bank tradisional. Ripple sebagai perusahaan juga mengembangkan produk seperti RippleNet dan On‐Demand Liquidity (ODL), yang menggunakan XRP untuk memfasilitasi konversi valas dan transfer uang antar negara tanpa perlu pre‐funding di banyak rekening bank.
Sehingga XRP memiliki utilitas yang berbeda dari banyak token yang hanya fokus pada smart contract atau DeFi saja.
Seiring waktu, XRP juga menghadapi tantangan, terutama secara hukum terutama dengan kasus SEC di AS, namun beberapa keputusan dan penyelesaian hukum mulai memberikan kepastian yang lebih besar. Hal ini memperkuat persepsi bahwa XRP bukan hanya token hype, tapi punya pondasi fundamental.
Harga Hari Ini & Perbandingan dari Sebelumnya
Dilansir dari Pintu Market, harga XRP hari ini sekitar Rp 50.132. Perubahan 24 jam menunjukkan peningkatan kecil, sekitar +0,07% terhadap hari sebelumnya. Harga sempat berada di atas USD3,00, dengan resistensi di kisaran USD3,05 hingga USD3,12.
Sebelumnya, XRP mencapai puncak lokal sekitar USD3,187 sebelum turun ke sekitar USD2,95. Jadi, jika dikonversi, perbandingan harga lokal (IDR) mencerminkan bahwa sebelumnya XRP berada sedikit di bawah Rp 50.000, lalu naik ke ~Rp 50.100–50.200.
Kenaikan tidak besar, tapi stabilitas di sekitar level tersebut menunjukkan adanya dukungan dari pembeli lokal.
Mengapa XRP Masih Potensial
Ada beberapa alasan teknikal dan fundamental menunjukkan bahwa XRP punya peluang tetap di 2025:
1. Support & Resistensi Teknis
Level USD3,00 dianggap sebagai support kuat. Jika harga dapat bertahan di atasnya, ada peluang dorongan ke atas menuju resistensi di kisaran USD3,06–3,12, bahkan USD3,18. Jika gagal bertahan, turun ke level sekitar USD2,93 bisa terjadi.
2. Signal Teknis & Pola Chart
Ada laporan bahwa muncul death cross di chart XRP, yang menunjukkan bahwa momentum naik mungkin melemah dalam jangka pendek. Namun, bulls masih mencoba mempertahankan level kritis di atas USD3,00.
3. Regulasi & Adopsi Institusi
Ripple telah membuat langkah regulasi yang cukup positif di beberapa yurisdiksi. Pengembangan produk seperti ETF terkait XRP juga menjadi sorotan yang dapat menarik investor institusi yang mencari aset crypto dengan kepastian hukum lebih tinggi.
Utilitas Nyata
XRP digunakan dalam sistem pembayaran lintas negara dan platform yang memerlukan penyelesaian cepat & murah. Produk On-Demand Liquidity (ODL) terus digunakan di beberapa jaringan, membantu mengurangi gesekan biaya dan waktu dalam transfer antar valuta. Ini berbeda dari token yang hanya berspekulasi tanpa utilitas yang nyata dan terus digunakan.
Volatilitas yang Terkelola dan Stabilitas Lokal
Meskipun ada fluktuasi, tapi XRP menunjukkan bahwa kenaikan dan penurunan dari hari ke hari relatif terkendali dibanding banyak altcoin kecil. Hal ini penting untuk investor yang tidak suka dengan lonjakan ekstrem dan koreksi cepat.
Risiko yang Perlu Diwaspadai
Meskipun XRP memiliki potensi menguntungkan, namun aset crypto memiliki sifat volatilitas yang tinggi, sehingga tetap memiliki resiko yang harus diperhitungkan. Berikut beberapa resiko yang bisa saja terjadi, seperti:
Jika harga turun di bawah USD3,00 secara konsisten (dan konversinya ke rupiah di bawah level support lokal), bisa memicu penurunan psikologis dan investor lokal bisa mulai melepas token.
Tekanan makroekonomi global, keputusan bank sentral (seperti suku bunga AS), inflasi, atau berita regulasi negatif bisa menyebabkan investor menghindar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
