Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 4 Agustus 2021, tercatat laba ADHI tumbuh 19,99 persen dari Rp6,9 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp8,28 miliar pada semester I-2021.
Pendapatan tersebut dibukukan meskipun pendapatan usaha mengalami penurunan yakni sebesar 19,56 persen dari Rp5,52 triliun menjadi Rp4,44 triliun di paruh pertama 2021.
Penurunan terbesar berasal dari pendapatan usaha dari sektor jasa konstruksi yakni dari Rp4,48 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp3,58 triliun di semester I-2021.
Kemudian pendapatan pada bisnis EPC menjadi Rp106,31 miliar, pendapatan bisnis properti real estat menjadi Rp377,75 miliar, dan pendapatan dari investasi infrastruktur menjadi Rp371,48 miliar pada enam bulan pertama 2021.
Beban pokok pendapatan juga tercatat turun seiring dengan menurunnya pendapatan usaha yakni menjadi Rp3,77 triliun pada semester I-2021, dari sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp4,72 triliun.
Namun, dari sisi pos beban ADHI mampu menekannya cukup signifikan. Tercatat, beban penjualan menjadi Rp6,98 miliar, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp10,46 miliar.
ADHI juga penurunan beban umum penjualan dari Rp377,14 miliar menjadi Rp327,33 miliar. Dua hal tersebut membuat beban usaha turun 13,74 persen dari Rp387,6 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp334,32 miliar pada semester I-2021.
Di sisi lain, ADHI juga mencatat peningkatan laba ventura bersama dari Rp38,94 miliar menjadi Rp139,96 miliar pada semester I-2021.
Sementara dari sisi aset, per 30 Juni, ADHI mencatat kenaikan aset menjadi Rp38,83 triliun. Perseroan juga mengantongi kas dan setara kas sebesar Rp670,93 miliar.
Sedangkan untuk rincian ekuitas dan liabilitas per 30 Juni 2021 tercatat, total ekuitas sebesar Rp5,58 triliun dan total liabilitas sebesar Rp33,34 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
