"Minyak kelapa sawit Indonesia mendominasi kebutuhan minyak nabati global dan belum tergantikan hingga saat ini, sehingga perlu kita dorong produktivitasnya dan kita bantu pembiayaannya," ujar Mahendra saat bertemu dengan para petani kelapa sawit di Desa Bumi Harapan, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, dikutip dari siaran pers, Senin, 31 Juli 2023.
Lebih lanjut Mahendra menjelaskan, sebagai komoditas strategis Indonesia, kelapa sawit merupakan andalan neraca perdagangan nasional yang berkontribusi sebesar 13,5 persen terhadap ekspor nonmigas serta menyumbang 3,5 persen total PDB Indonesia.
Terkait hal tersebut, OJK pun terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui perluasan pembiayaan perbankan dengan skema pendanaan yang inovatif dan feasible yang diharapkan juga bisa meningkatkan produksi sawit nasional.
"OJK mengupayakan peningkatan akses keuangan para petani sawit karena ini jelas merupakan skema pembiayaan berkelanjutan dan menopang tiga pilar dari sustainable finance yaitu peningkatan kesejahteraan, melindungi lingkungan hidup, dan untuk pertumbuhan ekonomi," tuturnya.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan OJK dalam mendukung pembiayaan kepada petani kelapa sawit serta peningkatan produktivitas sektor perkebunan kelapa sawit, yang sebelumnya juga telah dilaksanakan pada Maret 2023 lalu di Pekanbaru, Riau.
Produksi kelapa sawit capai 45,58 juta ton
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kelapa sawit di Indonesia sebesar 45,58 juta ton pada 2022. Sumatra Selatan menjadi salah satu provinsi yang penyumbang produksi kelapa sawit yakni sebesar 3,45 juta ton atau 7,57 persen.
Sementara itu, data Dinas Perkebunan Provinsi Sumatra Selatan, potensi luas lahan perkebunan di Provinsi Sumatra Selatan didominasi oleh karet sebesar 1,27 juta hektare (ha), diikuti kelapa sawit 1,05 juta ha, kopi 250 ribu ha.
Pada 2022, tercatat lima kabupaten penghasil sawit terbesar di Sumatra Selatan yaitu Kabupaten Banyuasin menjadi penghasil kelapa sawit terbesar dengan total 569 ribu ton. Kemudian disusul oleh Kabupaten Musi Rawas dengan total produksi sebesar 427 ton, Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 370 ribu ton, Kabupaten Musi Rawas Utara 305 ribu ton, serta Kabupaten Muara Enim 222 ribu ton.
"Melihat besarnya potensi ekonomi kelapa sawit ini, OJK bersama stakeholder terkait akan terus mendukung petani sawit untuk mendapatkan akses pendanaan dengan lebih mudah, mendorong pengelolaan proses perkebunan dan penjaminan kualitas produk sehingga produktivitas petani sawit dapat terjaga," tegas Mahendra.
Baca juga: Gegara Ini Permintaan Minyak Sawit Bisa Meningkat |
Salurkan kredit Rp273 miliar
Dalam kesempatan itu, diserahkan penyaluran kredit/pembiayaan oleh BPD Sumsel Babel, BRI, dan Bank Mandiri kepada perwakilan petani kelapa sawit di Desa Bumi Harapan, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan dengan total kredit sebesar Rp273 miliar.
Agus Setiyono, yang mewakili kelompok petani dari Koperasi Mekar Abadi Mandiri yang beranggotakan 326 orang menyampaikan apresiasi atas upaya OJK yang memberikan kemudahan akses pembiayaan kepada petani sawit.
"Dukungan pembiayaan sudah berjalan sejak 2019 dan masih berlanjut sampai saat ini sangat membantu proses pembangunan kebun plasma sehingga menghasilkan TBS (Tandan Buah Segar). Besar harapan kami juga agar pemerintah bisa melakukan upaya agar harga jual CPO bisa lebih stabil dan cenderung meningkat, yang juga akan berdampak pada harga TBS pada petani plasma," tuturnya.
Asrul, Bendahara KUD Panca Sawit Makmur yang memiliki anggota tani sebanyak 455 orang juga menyampaikan penghargaan atas bantuan pembiayaan yang diterima anggotanya sejak 2021.
"Dari pembiayaan yang kami terima di 2021 akhirnya membuahkan hasil, dan akhirnya di bulan ke-delapan tahun ini kami berhasil panen. Kami sangat berterima kasih atas inisiasi bantuan, baik dari pemerintah provinsi, kota, bank maupun OJK ini," jelas Asrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News