Hal tersebut disampaikan JK saat membuka Sidang Tahunan IDB ke-41, di JCC, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2016) malam. JK mengatakan, IDB harus memikirkan hal demikian untuk membantu negara-negara angotanya yang tengah dilanda masalah.
Seperti diketahui, saat ini dunia tengah dilanda perlambatan ekonomi, harga-harga komoditas melemah. Bahkan, negara-negara anggota IDB merupakan negara penghasil komoditas yang 2/3 persen merupakan penyumbang migas dunia.
Permasalahan tak hanya dari sisi ekonomi, semua paham negara-negara ini banyak yang mengalami konflik dan perang baik dalam negeri maupun luar negeri. Ini yang menyebabkan kerusahakan untuk infrastruktur dan lainnya.
"Kita memahami bahwa banyak negara anggota yg butuh perbaikan. Kita menginginkan adanya pembangunan berkelanjutan. Penyediaan tenaga listrik yang baik, efisiensi transportasi, akses ke air, kesehatan dan pendidikan adalah merupakan tantangan yang penting. Jadi program ini harus komperhensif," kata JK.
Apalagi, lanjut JK, IDB bersama Indonesia dan Turki dikabarkan akan membangun World Islamic Infrastruktur Bank atau Mega Islamic Bank yang dinilainya adalah langkah strategis dalam membantu negara-negara yang memerlukan bantuan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek infrastrukturnya.
"Saya bicara dengan Presiden Turki, Erdogan. Gimana Turki-Indonesia bisa kerja sama untuk bank tersebut sehingga bisa layani negara Asia dan Afrika. Banyak tantangan dan harapan. para pengambil keputusan ID kami harapkan kerja sama yang baik," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
