"Inggris menghadapi masa-masa sulit, dengan Brexit menciptakan ketidakpastian ekonomi yang serius yang bisa menghambat pertumbuhan selama bertahun-tahun yang akan datang," kata Sekretaris Jenderal OECD Angel Guerria, seperti dikutip dari Xinhua, Kamis 19 Oktober 2017.
Ia menambahkan, mempertahankan hubungan ekonomi terdekat dengan Uni Eropa akan benar-benar penting untuk perdagangan barang dan jasa serta pergerakan tenaga kerja. Bahkan, kebijakan makroekonomi dan fiskal dapat dan harus terus digunakan untuk mendukung perekonomian, baik selama pembahasan maupun setelah keluar dari negosiasi terkait Brexit.
"Kemakmuran masa depan akan bergantung pada reformasi baru untuk meningkatkan kualitas kerja, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, dan memastikan bahwa keuntungan dimiliki oleh semua orang," ungkap Guerria.
Dalam laporannya yang segar di Inggris, pemikir berbasis di Paris menunjukkan bahwa prospek London dibayangi oleh meningkatnya ketidakpastian dan sejumlah risiko, yang diajukan oleh Brexit dan termasuk inflasi tinggi yang melemahkan daya beli, dan jatuhnya tingkat suku bunga tabungan .
Dalam konteks ini, OECD merekomendasikan tindakan ke depan, termasuk prakarsa fiskal untuk meningkatkan produktivitas dan reformasi kebijakan komprehensif untuk meningkatkan kinerja ekonomi daerah tertinggal di seluruh negeri.
Selanjutnya, ia memanggil pejabat Inggris untuk berbuat lebih banyak guna memastikan integrasi rantai nilai yang tinggi untuk industri jaringan dan tingkat akses yang tinggi di sektor jasa ke pasar luar negeri. "Kemajuan ekonomi yang berkelanjutan akan bergantung pada hasil yang sukses untuk negosiasi dengan UE," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
