Paypal sudah menandatangani kerja sama dengan Libra untuk bersama-sama mengembangkan ekosistem pembayaran secara digital. Paypal mewaspadai kecaman dari Lembaga keuangan internasional yang semakin mengecam Libra. Bank sentral, pemerintah dan regulator mencerca keberadaan cryptocurrency buatan Facebook tersebut.
"Ini adalah komitmen yang tidak mengikat," ujar Wakil Presiden Hubungan Investor PayPal, Gabrielle Rabinovitch usai menandatangani perjanjian dengan Asosiasi Libra dikutip dari ChannelNewsAsia, Minggu, 15 September 2019.
"Dan jelas, aku pikir ada banyak pekerjaan yang harus terjadi sebelum kita sampai pada titik di mana itu menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar ide yang sangat menarik." tambah dia.
Asosiasi Libra nirlaba, yang berbasis di Jenewa, akan mengawasi koin berbasis blockchain itu serta mempertahankan cadangan aset dunia nyata untuk menjaga nilainya agar tetap stabil.
Facebook melihat kehadiran Libra sebagai cryptocurrency global baru. Facebook juga berjanji untuk dapat merangkul satu miliar orang yang tidak memiliki akses keuangan perbankan ke dalam sistem keuangan.
Bisa dibayangkan jika ratusan miliar dolar ditransfer setiap tahunnya yang berasal dari pekerja migran kepada orang-orang terkasih di negara asal mereka, dan PayPal adalah pemain utama di sektor itu.
"Tujuan dan ambisi Libra sangat konsisten dengan ambisi keseluruhan PayPal dalam hal melayani yang kurang terlayani; mendemokratisasikan akses ke modal," kata Rabinovitch.
"Jadi kami sangat percaya pada potensi Libra." tambah dia.
Facebook sudah meluncurkan Libra pada Juni yang akan mulai berlari kencang pada 2020. Libra akan didukung oleh sekeranjang aset mata uang untuk menghindari fluktuasi seperti Bitcoin dan unit virtual lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
