Stasiun penyiaran pemerintah Al Arabiya melaporkan bahwa saham perusahaan tersebut akan mulai diperdagangkan di bursa efek Arab Saudi, Tadawul, pada 11 Desember. Aramco akan mengumumkan harga transaksi pada 17 November 2019.
Melansir CNBC, Selasa, 29 Oktober 2019, Aramco dan Tadawul menolak berkomentar terkait kabar tersebut. Aramco sejak lama menjual sahamnya kepada publik. Tak hanya di bursa dalam negeri, Aramco juga berniat mendaftarkan saham di bursa internasional.
Perusahaan ini telah menunda IPO yang semula dijadwalkan pada 2018 ini berkali-kali. Saudi kabarnya merasa khawatir akan pengawasan publik atas laporan keuangannya, dan karena kompleksitas struktur perusahaannya.
"Listing ini akan menjadi penawaran umum terbesar dalam sejarah," ujar sumber anonim yang dekat dengan perusahaan tersebut.
Arab Saudi berencana menawarkan satu persen saham Aramco di bursa lokal sebelum akhir tahun ini, dan 1 persen lagi pada 2020. Ini sebagai langkah awal sebelum penawaran saham kepada publik yang direncanakan sebesar lima persen.
Gubernur Dana Investasi Publik Saudi Yasir al-Rumayyan mengatakan bahwa pemisahan Aramco dari kementerian energi adalah untuk menghindari konflik kepentingan. Ke depan, Aramco akan memiliki lebih banyak pemegang saham institusional.
"Listing Aramco bertujuan untuk menghasilkan uang bagi pemerintah yang ingin secara signifikan mengurangi defisit anggarannya dan mendiversifikasi ekonominya di luar minyak sebagai bagian dari visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman," ujar Yasir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
