Kuroda menambahkan, bank sentral Jepang mengamati dengan seksama dampak ekonomi dari kebijakan ultra-mudah yang berkepanjangan, terutama kerusakan yang dapat ditimbulkan pada margin lembaga keuangan. Kesemuanya itu dilakukan dalam rangka menekan risiko yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
"Ekspansi ekonomi saat ini tidak bergantung pada faktor-faktor tertentu dan didukung oleh berbagai elemen. Oleh karena itu, kami melihat ekspansi tersebut sebagai hal yang sangat berkelanjutan," kata Kuroda, dalam sebuah pidato kepada para pemimpin bisnis di Nagoya, Jepang, seperti dilansir CNBC, Selasa 7 November 2017.
BoJ sadar akan risiko bahwa kebijakan suku bunga rendahnya, jika berkepanjangan, dapat mempertimbangkan keuntungan lembaga keuangan. BoJ mencatat penurunan keuntungan dapat membuat lembaga keuangan tidak memberikan dorongan dari aspek mendorong pinjaman.
Kuroda mengakui pembelian besar BoJ telah menyebabkan volatilitas sangat rendah di pasar obligasi Jepang yang dapat memperburuk ayunan pasar, sebuah risiko yang harus diketahui oleh bank sentral. Ucapan tersebut menggarisbawahi pandangan dominan di dalam BoJ.
Mereka juga melakukan seruan balik dari pendatang baru Goushi Kataoka bahwa pelonggaran lebih mungkin diperlukan untuk mencapai inflasi dua persen. Kataoka membantah keputusan BoJ untuk menjaga kebijakan tetap stabil pada September dan Oktober.
Dia mengatakan pada kajian suku bunga di bulan lalu bahwa bank harus membuat komitmen yang lebih kuat untuk meningkatkan stimulus jika pencapaian tujuan harga tertunda. Risalah tinjauan tingkat September menunjukkan bahwa banyak di sembilan dewan anggota percaya kebijakan BoJ saat ini cukup memadai untuk mencapai inflasi dua persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
