Pria berusia 39 tahun tersebut mendapat tekanan untuk memenuhi janji kampanyenya pada 2018 yang memerlukan tindakan menyeimbangkan yang rumit untuk memotong pengeluaran dan menurunkan pajak. Macron telah membuat prioritas untuk memangkas defisit Prancis dalam upaya mendapatkan kredibilitas dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan pemimpin lainnya.
Melansir AFP, Kamis 28 September 2017, itu perlu dilakukan saat ia mencari reformasi besar Uni Eropa. Namun pemerintah telah menurunkan ambisinya untuk pemotongan belanja, menetapkan target 16 miliar euro (USD18 miliar) dan bukan target satu kali di 20 miliar euro.
Pajak juga akan turun kurang dari yang direncanakan -sekitar tujuh miliar euro, menurut sebuah penilaian oleh badan pengawas keuangan publik HCFP yang dilihat oleh AFP- bukan 10 miliar yang baru-baru ini dijanjikan oleh Menteri Ekonomi Prancis Bruno Le Maire.
Pemerintah akan tetap berpegang pada rencananya untuk mengubah pajak kekayaan, permintaan kelompok bisnis yang lama, yang akan melihat penghapusan retribusi ekstra yang ditempatkan pada investasi keuangan.
Penentang di sebelah kiri menyebutnya sebagai sop untuk orang kaya, sementara Macron berkeras bahwa dia perlu mendorong investor untuk mendanai perusahaan di Prancis karena dia berusaha menurunkan tingkat pengangguran 9,5 persen.
"Langkah-langkah pajak dari sayap kanan ini akan memiliki efek brutal dan kekerasan terhadap ketidaksetaraan yang memburuk," kata mantan Menteri Ekonomi Sosialis Michel Sapin, mengomentari anggaran tersebut dalam sebuah wawancara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
