"Indeks yang menunjukkan kondisi ekonomi saat ini, yang dikumpulkan dari data termasuk output pabrik, pekerjaan, dan penjualan ritel, turun 3,8 poin dari bulan sebelumnya menjadi 87,5, kata Kantor Kabinet Jepang, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 9 November 2021.
Kondisi tersebut menandai penurunan bulan ketiga berturut-turut. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak Mei 2020. Pemerintah Jepang menurunkan penilaian indeks menjadi 'melemah' dari 'membaik' dalam penurunan peringkat pertama sejak Agustus 2019.
Jajak pendapat para ekonom menunjukkan, ekonomi terbesar ketiga di dunia itu diperkirakan telah menyusut 0,8 persen secara tahunan pada kuartal Juli-September, sebagian besar karena konsumsi yang merosot.
Analis memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan meningkat pada periode Oktober-Desember 2021 berkat belanja swasta yang kuat dengan pelonggaran pembatasan covid-19. Akan tetapi kekhawatiran eksternal dari gangguan rantai pasokan global hingga perlambatan ekonomi Tiongkok mulai membayangi.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan, pada indeks indikator terkait di September, pengiriman mobil dan komponennya yang stagnan serta ekspor yang melambat dan produksi pabrik -terseret oleh industri otomotif- berkontribusi pada penurunan yang berkepanjangan.
"Pembuat mobil tampaknya akan memangkas produksi mereka pada November dan meningkatkan produksi menjelang akhir tahun fiskal ini (pada Maret), tetapi risiko penurunan dari rantai pasokan akan terus membutuhkan perhatian untuk sementara waktu," kata pejabat itu.
Adapun indeks indikator ekonomi utama, yang digunakan untuk memprediksi arah ekonomi beberapa bulan ke depan, turun 1,6 poin pada September menjadi 99,7, terendah dalam tujuh bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
