Berbicara pada sidang Komite Urusan Ekonomi dan Moneter Parlemen Eropa, Lagarde mengatakan, ECB berharap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut selama beberapa pertemuan berikutnya. Hal itu guna meredam permintaan dan menjaga risiko pergeseran ekspektasi inflasi yang terus-menerus.
"Keputusan suku bunga kebijakan kami di masa depan akan terus bergantung pada data dan mengikuti pendekatan pertemuan demi pertemuan," kata Lagarde, dilansir dari Antara, Selasa, 27 September 2022.
Ekonomi kawasan euro tumbuh sebesar 0,8 persen pada kuartal kedua 2022, Lagarde menjelaskan, terutama karena belanja konsumen yang kuat untuk jasa-jasa saat ekonomi dibuka kembali. Namun, pertumbuhan diperkirakan melambat secara substansial.
Baca: Mantap! APBN Surplus Rp107,4 Triliun per Agustus |
Hal ini terutama disebabkan oleh inflasi yang tinggi, permintaan jasa-jasa yang lebih lambat, permintaan global yang melemah, dan persyaratan perdagangan yang memburuk. Selain itu, turunnya kepercayaan rumah tangga dan bisnis karena tingkat ketidakpastian yang tinggi juga menjadi faktor penyebabnya.
"Konflik Rusia-Ukraina telah membayangi Eropa dengan konsekuensi ekonomi. Prospek semakin suram, sementara inflasi tetap terlalu tinggi dan kemungkinan tetap di atas target kami untuk waktu yang lama," kata Lagarde.
"Risiko terhadap prospek inflasi naik, terutama mencerminkan kemungkinan gangguan besar lebih lanjut dalam pasokan energi. Sementara faktor-faktor risiko ini sama untuk pertumbuhan, efeknya akan sebaliknya: mereka akan meningkatkan inflasi tetapi mengurangi pertumbuhan," tukasnya.
Perkembangan ini telah menyebabkan revisi turun dari proyeksi staf ECB terbaru untuk pertumbuhan ekonomi selama sisa tahun ini, dan sepanjang 2023. Staf sekarang memperkirakan ekonomi akan tumbuh sebesar 3,1 persen pada 2022, sebesar 0,9 persen pada 2023 dan 1,9 persen pada 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News