Mengutip The Business Times, Jumat, 28 Januari 2022, negara kecil Amerika Tengah pada September silam menjadi negara pertama di dunia yang menerima uang digital, memungkinkan konsumen untuk menggunakannya dalam semua transaksi, di samping dolar AS.
Lembaga pemberi pinjaman dunia yang berbasis di Washington itu sebelumnya meminta Pemerintahan Presiden Nayib Bukele untuk mempertimbangkan kembali langkah tersebut, tetapi dewan -terdiri dari perwakilan pemerintah anggota IMF termasuk Amerika Serikat- menggunakan bahasa yang jauh lebih kuat.
"Para direktur mendesak pihak berwenang untuk mempersempit ruang lingkup undang-undang Bitcoin dengan menghapus status tender legal Bitcoin,” menurut sebuah pernyataan dari Dana Moneter Internasional.
Para pejabat menekankan ada risiko besar yang terkait dengan penggunaan bitcoin pada stabilitas keuangan, integritas keuangan, dan perlindungan konsumen, serta dengan menerbitkan obligasi yang didukung bitcoin.
IMF mendukung tujuan meningkatkan inklusi keuangan yang dapat ditingkatkan menggunakan e-wallet Chivo negara itu, tetapi telah memperingatkan tentang tingkat volatilitas yang tinggi dalam nilai tukar mata uang kripto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
