Dikutip dari Antara, Kamis, 5 Januari 2023, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari tergelincir USD4,09 atau 5,3 persen menjadi USD72,84 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret jatuh USD4,26 atau 5,2 persen menjadi USD77,84 per barel di London ICE Futures Exchange.
"Minyak mentah diperdagangkan lebih rendah di tengah kekhawatiran seputar covid-19 Tiongkok dan The Fed memaksa resesi global. Keduanya menuntut peristiwa penghancuran," kata Direktur Energi Berjangka di Mizuho di New York, Bob Yawger.
Data dari Tiongkok menunjukkan meskipun tidak ada varian virus korona baru yang ditemukan di sana, negara tersebut kurang merepresentasikan berapa banyak orang yang meninggal dalam wabah baru-baru ini yang menyebar dengan cepat, kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Keadaan ekonomi global dan kenaikan suku bunga bank-bank sentral juga membebani harga minyak mentah. Manufaktur AS mengalami kontraksi lebih lanjut pada Desember, turun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 48,4 dari 49,0 pada November, angka terlemah sejak Mei 2020, kata Institute for Supply Management (ISM).
Baca juga: Harga Minyak Anjlok, Ini 2 Biang Keroknya |
Pada saat yang sama, survei dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan lowongan kerja turun 54 ribu menjadi 10,458 juta pada hari terakhir November, meningkatkan kekhawatiran Federal Reserve akan menggunakan pasar tenaga kerja yang ketat sebagai alasan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.
Di sisi lain, Pemerintah Tiongkok meningkatkan kuota ekspor untuk produk minyak sulingan pada gelombang pertama untuk 2023. Hal ini menandakan ekspektasi permintaan domestik yang buruk.
Eksportir minyak utama Arab Saudi dapat memangkas harga minyak mentah kelas Arab Light unggulannya ke Asia pada Februari, setelah ditetapkan pada level terendah 10 bulan untuk bulan ini, karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan terus membayangi pasar.
Produksi minyak OPEC naik pada Desember, sebuah survei Reuters menemukan pada Rabu, 4 Januari 2023, meskipun ada kesepakatan oleh aliansi OPEC+ yang lebih luas untuk memangkas target produksi guna mendukung pasar.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memompa 29 juta barel per hari (bph) bulan lalu, survei menemukan, naik 120 ribu barel per hari dari November.
Stok minyak mentah AS kemungkinan naik 1,2 juta barel pekan lalu, dengan persediaan sulingan diperkirakan turun, jajak pendapat Reuters yang direvisi menunjukkan. Badan Informasi Energi AS (EIA) akan merilis angkanya pada Kamis pagi waktu setempat.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News