Bitcoin. Foto: Freepik.
Bitcoin. Foto: Freepik.

Pasar Kripto Menguat, The Fed Jadi Penentu Arah Selanjutnya

Arif Wicaksono • 28 Oktober 2025 13:11
Jakarta: Pasar aset digital kembali bergairah. Dalam beberapa hari terakhir, harga Bitcoin dan Ethereum kompak menanjak, didorong oleh meningkatnya optimisme investor terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yang lebih longgar.
 

Data dari CoinMarketCap menunjukkan, kapitalisasi pasar kripto global mencapai sekitar US$3,86 triliun, naik sekitar 3,6 persen dalam 24 jam terakhir. Bitcoin diperdagangkan di kisaran USD114.000, tumbuh 3,5 persen dalam sepekan. Sementara itu, Ethereum naik 4,1 persen ke level USD4.100.
 
Aset lain seperti Solana (SOL) dan XRP turut menguat lebih dari 6 persen, sedangkan token berisiko tinggi seperti PUMP, HYPE, dan JUP melesat hingga 20 persen.

Sentimen The Fed Jadi Sorotan

Menurut Fahmi Almuttaqin, analis dari Reku, ada sejumlah faktor yang menopang reli kripto kali ini.
 
“Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed, membaiknya hubungan dagang AS–China, serta kembalinya minat terhadap aset berisiko menjadi katalis utama penguatan pasar,” jelas Fahmi.
 
Ia menambahkan, investor kini menunggu keputusan kebijakan moneter Federal Reserve pekan ini. Jika bank sentral AS memberi sinyal dovish alias lebih longgar terhadap suku bunga pasar kripto berpotensi melanjutkan reli. Sebaliknya, sinyal hawkish dapat menekan kembali harga aset digital.

“Bila The Fed menegaskan komitmen terhadap penurunan suku bunga di Desember, maka peluang terjadinya risk-on rally akan semakin besar. Namun, jika mereka menahan diri, volatilitas bisa meningkat lagi,” imbuh Fahmi.
 
Sebelumnya, pasar kripto sempat tergelincir hingga kapitalisasi totalnya turun ke US$3,53 triliun pada 17 Oktober lalu. Koreksi tersebut justru membuka ruang beli bagi investor institusional yang mulai kembali masuk ke pasar.
 
Data menunjukkan, aliran dana ke produk ETF Bitcoin mencapai USD477 juta, sementara ETF Ethereum spot mencatat net inflow sekitar USD141 juta pada 21 Oktober.
 
“Arus masuk dana ini menandakan kepercayaan institusional terhadap aset kripto masih kuat,” ujar Fahmi. “Jika tren pelonggaran moneter berlanjut, likuiditas akan meningkat, dan adopsi institusional bisa semakin masif.”

Dua Skenario Arah Harga Bitcoin

Fahmi menilai, arah pasar dalam jangka pendek akan sangat bergantung pada hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
 
 Jika The Fed melanjutkan kebijakan longgar, Bitcoin berpotensi menembus area USD120.000 hingga USD125.000.
 
 Namun bila bank sentral menegaskan kekhawatiran terhadap inflasi, risiko koreksi kembali ke USD108.000 bisa meningkat.
 
“Pasar saat ini di titik yang menarik ada potensi bullish continuation, tapi juga risiko besar bila sentimen berbalik,” ujarnya.
 
Bagi investor jangka menengah dan panjang, Fahmi menyarankan agar sebagian portofolio dialokasikan ke aset utama seperti Bitcoin dan Ethereum, sambil tetap mengantisipasi volatilitas tinggi.
 
Sedangkan bagi trader aktif, strategi terbaik adalah memanfaatkan setiap koreksi untuk akumulasi, dan merealisasikan profit saat pasar mencapai kondisi overbought.
 
“Pasar kripto 2025 cenderung volatil dengan perubahan sentimen yang cepat. Disiplin dan manajemen risiko menjadi kunci,” katanya.
 
Pasar kripto memasuki fase yang sensitif terhadap kebijakan moneter global. Jika The Fed mengonfirmasi sikap pelonggaran suku bunga, tren bullish bisa berlanjut hingga akhir tahun. Namun, sinyal sebaliknya berpotensi memicu koreksi tajam.
 
Dengan volatilitas yang tinggi dan dinamika global yang cepat berubah, investor diimbau tetap waspada, disiplin, dan menggunakan platform yang andal untuk menjaga peluang di tengah ketidakpastian.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan