ASIFMA mengatakan survei anggota, termasuk beberapa bank dan manajer aset terbesar di dunia, menunjukkan 48 persen sedang mempertimbangkan untuk memindahkan staf atau fungsi dari Hong Kong karena tantangan operasional, termasuk ketidakpastian mengenai kapan dan bagaimana pembatasan perjalanan dan karantina akan dicabut.
Hong Kong memiliki beberapa pembatasan perjalanan paling ketat di dunia dan hampir bebas covid-19, namun tidak seperti saingan regional Singapura, yang perlahan membuka kembali perbatasannya. Kota yang diperintah Tiongkok itu tidak memiliki rencana dari sisi publik untuk membuka diri terhadap dunia internasional.
Para pemimpin lokal mengatakan fokus mereka adalah menghapus pembatasan perjalanan dari Hong Kong ke Tiongkok daratan, yang juga memiliki pembatasan masuk yang ketat. Saat ini pelancong dari Hong Kong ke daratan masih harus menjalani karantina.
"Status Hong Kong (sebagai pusat keuangan internasional) semakin berisiko seiring dengan pemulihan ekonomi jangka panjang dan daya saingnya sebagai tempat utama untuk melakukan bisnis," tulis Kepala Eksekutif Mark Austen dari Asifma dalam surat terbuka kepada Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 26 Oktober 2021.
Surat itu membuat serangkaian rekomendasi termasuk menerbitkan peta jalan untuk keluar dari strategi covid-19 berbasis nol kasus di Hong Kong dan memprioritaskan vaksinasi. Hong Kong telah melaporkan lebih dari 12.300 kasus sejak awal pandemi, sebagian besar diimpor, dan 213 kematian.
Saingan regionalnya, Singapura memperluas perjalanan bebas karantina ke hampir selusin negara, tetapi pihak berwenang bergulat dengan bagaimana melakukannya sambil mencegah lonjakan kasus covid-19. Singapura terus memacu upaya pemulihan guna memaksimalkan pertumbuhan ekonominya usai terhantam keras pandemi covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News