Profesor Iain Begg, Co-Direktur Dahrendorf Forum, sebuah inisiatif bersama antara LSE dan Hertie School di Berlin, mengomentari gejolak baru-baru ini di sektor perbankan di kedua sisi Atlantik.
Ditanya tentang akar penyebab masalah baru-baru ini di Eropa, Begg mengatakan, krisis perbankan Eropa memiliki sejumlah penyebab. "Salah satunya adalah dampak dari kenaikan suku bunga, yang menyebabkan kesulitan bank-bank yang memiliki kepemilikan obligasi relatif tinggi," katanya, dilansir dari Antara, Kamis, 6 April 2023.
Ia mengatakan ketika suku bunga naik, harga obligasi turun. Hubungan terbalik telah memukul SVB dengan sangat keras dan juga memengaruhi Credit Suisse dan Deutsche Bank di Eropa. Begg tidak melihat peluang nyata dari krisis keuangan besar karena bank di Eropa memiliki permodalan jauh lebih baik dan diawasi ketat oleh regulator daripada 15 tahun yang lalu.
Baca: Keruntuhan Silicon Valley Bank Mirip Krisis Ekonomi 2008? |
Pada awal Maret, SVB, bank terbesar ke-16 di AS, ditutup regulator, menandai kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS. Pemberi pinjaman yang berfokus teknologi itu sarat dengan obligasi jangka panjang karena bertaruh pada suku bunga tetap rendah. Namun, The Fed menaikkan suku bunga 450 basis poin dalam setahun untuk mengatasi lonjakan inflasi.
Di Eropa, Credit Suisse, bank terbesar kedua di Swiss, diambil alih oleh raksasa perbankan Swiss UBS karena krisis likuiditas dan volatilitas pasar. Juga pada Maret, harga saham pemberi pinjaman terbesar Jerman Deutsche Bank anjlok karena kekhawatiran tentang kesehatan bank-bank Eropa meningkat.
Baca: Aset Silicon Valley Bank Diakuisisi, Bisa Beroperasi Lagi Nih! |
"Namun, ada perbedaan, yaitu bahwa Deutsche Bank di sebagian besar rekening adalah bank yang dikelola dengan baik. Itu telah pulih dari kesulitannya lebih dari 15 tahun yang lalu, sedangkan dengan Credit Suisse kecurigaan adalah bahwa manajemennya buruk, dan itu berkontribusi pada penurunan harga saham dan akhirnya diambil alih oleh UBS," kata Begg.
Bank lapis kedua
Membahas perbedaan antara perkembangan di Eropa dan AS, Begg mengatakan, krisis perbankan AS sebagian besar disebabkan oleh sejumlah bank lapis kedua, sedangkan di Eropa baik Credit Suisse maupun Deutsche Bank adalah jenis bank yang dapat menggulingkan sistem.
"Itu lah alasan otoritas Swiss bertindak cepat untuk menemukan cara menyelesaikan masalah Credit Suisse," kata Begg.
Menyebut kegagalan Credit Suisse sebagai kasus tertentu, Begg tidak melihat adanya penularan lebih lanjut ke bank lain. Mungkin ada kerentanan terhadap kenaikan suku bunga jika terus berlanjut, tetapi bank-bank di Eropa saat ini tidak menghadapi ancaman yang sama dengan jumlah yang tidak diketahui dalam basis aset mereka.
"Seperti yang mereka alami selama krisis keuangan global pada 2008," pungkas Begg.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
"Itu lah alasan otoritas Swiss bertindak cepat untuk menemukan cara menyelesaikan masalah Credit Suisse," kata Begg.
Menyebut kegagalan Credit Suisse sebagai kasus tertentu, Begg tidak melihat adanya penularan lebih lanjut ke bank lain. Mungkin ada kerentanan terhadap kenaikan suku bunga jika terus berlanjut, tetapi bank-bank di Eropa saat ini tidak menghadapi ancaman yang sama dengan jumlah yang tidak diketahui dalam basis aset mereka.
"Seperti yang mereka alami selama krisis keuangan global pada 2008," pungkas Begg.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News