Mengutip Channel News Asia, Jumat, 28 Januari 2022, Tiongkok pergi ke WTO pada 2012 untuk menantang tarif anti-subsidi yang diberlakukan Amerika Serikat antara 2008 dan 2012, terutama selama masa Pemerintahan Presiden AS Barack Obama, pada 22 produk Tiongkok mulai dari panel surya hingga kawat baja.
Kasus selama satu dekade yang melibatkan dugaan subsidi telah berpusat pada apakah Amerika Serikat dapat memperlakukan perusahaan-perusahaan Tiongkok, yakni pemerintah memiliki saham mayoritas yang dikendalikan oleh negara.
AS, yang berpendapat Tiongkok mendapat manfaat dari perlakuan istimewa di WTO sambil mensubsidi barang-barang manufaktur dan membuangnya di pasar dunia, mengatakan keputusan itu menggarisbawahi perlunya mereformasi aturan WTO yang digunakan untuk melindungi praktik ekonomi non-pasar Tiongkok dan merusak persaingan yang adil dan berorientasi pasar.
"Keputusan yang sangat mengecewakan hari ini oleh arbiter WTO mencerminkan interpretasi Badan Banding yang salah yang merusak kemampuan Anggota WTO untuk membela pekerja dan bisnis kami dari subsidi yang mendistorsi perdagangan Tiongkok," kata Juru Bicara Kantor Perwakilan Dagang AS Adam Hodge.
Namun, ini adalah kemenangan simbolis lain bagi Beijing di badan perdagangan yang berbasis di Jenewa. Pada November 2019, WTO memberi Tiongkok hak untuk mengenakan tarif pembalasan sebesar USD3,58 miliar setelah menemukan kesalahan dengan cara Washington menentukan apakah produk Tiongkok dibuang ke pasar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
