| baca juga: Ekonomi Singapura Tumbuh 14,3% di Kuartal II-2021 |
"Valuasi saat ini tidak mencerminkan risiko penurunan yang kita lihat dalam 12 hingga 18 bulan ke depan," kata Kepala Investasi Temasek Rohit Sipahimalani, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 30 September 2022.
"Saya berharap, karena penilaian ini benar, kami akan kembali meningkatkan laju investasi kami," kata Sipahimalani pada sesi di Milken Institute Asia Summit di Singapura.
Temasek tetap berkomitmen pada empat tren investasi utamanya, termasuk digitalisasi, kehidupan yang berkelanjutan, dan masa depan konsumsi.
"Saya kira tren itu masih valid," katanya.
Pasar saham secara global telah turun tajam tahun ini karena kenaikan besar suku bunga oleh bank sentral yang melawan inflasi meningkatkan kekhawatiran tentang resesi atau perlambatan ekonomi.
Sipahimalani mengatakan bahwa pasar tidak memperkirakan penurunan besar dalam pendapatan dan malah memperhitungkan pertumbuhan pada 2023.
"Bahkan dalam resesi ringan, Anda mungkin, biasanya, akan melihat penurunan pendapatan dua digit," katanya, seraya menambahkan pendapatan bisa turun sebanyak 15 persen.
Temasek memiliki eksposur 63 persen ke wilayah Asia yang diukur dengan aset yang mendasari perusahaan portofolionya, yang sebagian besar berada di Singapura dan Tiongkok.
"Inggris belum menjadi tujuan investasi yang signifikan bagi kami," kata Sipahimalani.
"Apakah itu semacam digitalisasi atau rentang hidup yang lebih lama, dan teknologi kesehatan, biotek, atau kehidupan berkelanjutan, area utama yang kami lihat terjadi adalah di pasar seperti AS dan Tiongkok," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
