Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Wall Street Menghijau, Optimisme Kesepakatan Plafon Utang AS Jadi Booster!

Antara • 19 Mei 2023 08:29
New York: Saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut. Hal itu terjadi di tengah meningkatnya optimisme bahwa kesepakatan plafon utang AS dapat dicapai dalam beberapa hari mendatang.
 
Mengutip Antara, Jumat, 19 Mei 2023, indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 115,14 poin atau 0,34 persen, menjadi 33.535,91. Indeks S&P 500 bertambah 39,28 poin atau 0,94 persen, menjadi 4.198,05. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 188,27 poin atau 1,51 persen, menjadi 12.688,84.
 
Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor jasa-jasa teknologi dan komunikasi memimpin kenaikan dengan masing-masing menguat 2,06 persen dan 1,79 persen. Sementara itu, sektor real estat dan bahan pokok konsumen memimpin penurunan dengan masing-masing melemah 0,68 persen dan 0,44 persen.

Saham-saham AS diperdagangkan lebih tinggi didukung harapan kesepakatan plafon utang. Investor semakin yakin bahwa Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Kongres tampaknya memiliki pemahaman yang sama tentang mencapai kompromi untuk mencegah bencana gagal bayar utang AS.

Kesepakatan plafon utang

Ketua DPR Kevin McCarthy optimistis kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan plafon utang pada waktunya untuk pemungutan suara Dewan Perwakilan Rakyat paling cepat minggu depan.
Baca: Ssstt Investor Saham Bisa Lebih Mudah Cari Cuan via Fitur Ini, Minat?

"Saham-saham AS naik karena risiko terbesar di meja Wall Street tampaknya akan hilang," kata Analis Pasar Senior Oanda Edward Moya.
 
Walmart juga memberikan dorongan untuk sentimen pasar, dengan laporan kuartal pertama yang kuat mengalahkan perkiraan. Raksasa ritel itu juga menaikkan prospek laba setahun penuh. Investor juga mencerna sejumlah data ekonomi, serta pernyataan yang relatif hawkish dari seorang bankir bank sentral.
 
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran baru turun menjadi 242 ribu dalam pekan yang berakhir 13 Mei, dibandingkan dengan ekspektasi para ekonom 254 ribu dan minggu sebelumnya 264 ribu.
 
National Association of Realtors (NAR) mengatakan penjualan rumah yang ada turun 3,4 persen pada April dari Maret ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 4,28 juta unit.
 
"Kombinasi perolehan pekerjaan, persediaan terbatas, dan suku bunga hipotek yang berfluktuasi selama beberapa bulan terakhir telah menciptakan lingkungan permintaan perumahan yang kuat," kata Kepala Ekonom NAR Lawrence Yun.
 
Sementara itu, Presiden Federal Reserve Dallas Lorie Logan mengatakan bahwa data ekonomi sejauh ini tidak membenarkan melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral pada Juni.
 
CIO Morgan Stanley Wealth Management Lisa Shalett menjelaskan investor bullish tampaknya melihat jeda potensial sebagai peluang pembelian saham, berdasarkan keyakinan bahwa Fed akan segera mulai memangkas suku bunga, yang akan mendukung valuasi ekuitas yang lebih tinggi.

 
"Namun, tanda-tanda baru-baru ini dari inflasi yang persisten menunjukkan Fed malah dapat mempertahankan suku bunga lebih lama. Terlebih lagi, melihat siklus kenaikan suku bunga di masa lalu menunjukkan bahwa lebih banyak tekanan ekonomi dan pasar mungkin akan terjadi," pungkas Shalett.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan