New York: Mata uang dolar AS tersungkur pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Dolar membukukan penurunan harian terbesar sejak November lalu karena investor mengkonsolidasikan keuntungan setelah mencapai level tertinggi di tengah ekspektasi laju kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Mengutip Antara, Selasa, 1 Februari 2022, indeks dolar yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,7 persen hari ini. Namun selama Januari, greenback naik hampir 1,0 persen.
"Dominasi dolar sebagian besar telah diperkirakan karena Fed sekarang tampaknya siap untuk memberikan kenaikan suku bunga 5-7 kali tahun ini," tulis analis pasar senior Edward Moya.
Investor juga menunggu data penggajian non-pertanian (NFP) AS yang akan dirilis Jumat, 4 Febrruari 2022 untuk indikasi seberapa agresif Fed dapat berada di jalur pengetatannya.
Data penggajian AS diperkirakan menunjukkan kenaikan 153 ribu pekerjaan untuk Januari, atau turun dari 199 ribu pada Desember, dengan tingkat pengangguran tetap stabil di 3,9 persen.
Laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat juga dilihat sebagai meredam ekspektasi pertumbuhan di masa depan, sebuah skenario yang dimainkan di pasar obligasi dengan spread antara imbal hasil obligasi pemerintah AS 2-tahun dan 10-tahun turun di bawah 59 basis poin untuk pertama kalinya sejak awal November.
Dalam mata uang lainnya, dolar Australia memimpin kenaikan, menguat 1,0 persen menjadi USD0,7068. Terhadap yen, dolar melemah 0,2 persen menjadi 115,045 yen.
Sterling terakhir naik 0,4 persen pada USD1,354. Sementara euro terakhir diperdagangkan naik 0,8 persen pada USD1,1240 atau mencapai persentase kenaikan harian terbaik dalam dua bulan.
Mengutip Antara, Selasa, 1 Februari 2022, indeks dolar yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,7 persen hari ini. Namun selama Januari, greenback naik hampir 1,0 persen.
"Dominasi dolar sebagian besar telah diperkirakan karena Fed sekarang tampaknya siap untuk memberikan kenaikan suku bunga 5-7 kali tahun ini," tulis analis pasar senior Edward Moya.
Investor juga menunggu data penggajian non-pertanian (NFP) AS yang akan dirilis Jumat, 4 Febrruari 2022 untuk indikasi seberapa agresif Fed dapat berada di jalur pengetatannya.
Data penggajian AS diperkirakan menunjukkan kenaikan 153 ribu pekerjaan untuk Januari, atau turun dari 199 ribu pada Desember, dengan tingkat pengangguran tetap stabil di 3,9 persen.
Laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat juga dilihat sebagai meredam ekspektasi pertumbuhan di masa depan, sebuah skenario yang dimainkan di pasar obligasi dengan spread antara imbal hasil obligasi pemerintah AS 2-tahun dan 10-tahun turun di bawah 59 basis poin untuk pertama kalinya sejak awal November.
Dalam mata uang lainnya, dolar Australia memimpin kenaikan, menguat 1,0 persen menjadi USD0,7068. Terhadap yen, dolar melemah 0,2 persen menjadi 115,045 yen.
Sterling terakhir naik 0,4 persen pada USD1,354. Sementara euro terakhir diperdagangkan naik 0,8 persen pada USD1,1240 atau mencapai persentase kenaikan harian terbaik dalam dua bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
