"Ekonomi Singapura diperkirakan akan berkembang sebesar 6-7 persen pada 2021," kata MAS dalam tinjauan makro ekonomi terbarunya, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 28 Oktober 2021.
"Ini akan mencatat pertumbuhan yang lebih lambat tetapi masih di atas tren pada 2022, kecuali terwujudnya risiko penurunan yang timbul dari evolusi virus atau perkembangan global lainnya," tambah otoritas tersebut.
Sejak awal tahun, pertumbuhan ekonomi Singapura terkontraksi karena gelombang baru infeksi covid-19. Sehingga menyebabkan adanya lockdown, diikuti oleh pelonggaran pembatasan pergerakan.
Aktivitas berorientasi domestik dibatasi karena pembatasan ini, tetapi sektor jasa modern terutama yang terkait perdagangan menghadapi tantangan eksternal untuk pertumbuhan secara keseluruhan. Namun, MAS mencatat kemunduran dalam kegiatan ekonomi selama kuartal II dan kuartal III, tidak terlalu parah dibandingkan selama periode lockdown di kuartal II-2020.
"Perusahaan beradaptasi sampai batas tertentu dengan beralih ke cara alternatif dalam menjalankan bisnis," kata MAS.
Dia mengatakan output ekonomi secara keseluruhan kembali ke tingkat sebelum pandemi, meskipun masih terdapat disparitas kinerja yang signifikan antarindustri.
"Sementara klaster yang terkait dengan perdagangan dan layanan modern melampaui tingkat pra-pandemi sekitar 10 persen dan lima persen di kuartal III, klaster berorientasi domestik tetap sekitar 10 persen di bawah tingkat sebelum krisis," kata MAS.
Sektor ekonomi
Ekonomi diperkirakan akan terus berkembang di kuartal mendatang saat ekonomi dibuka kembali. Sektor yang berorientasi domestik akan melihat peningkatan aktivitas secara bertahap sementara prospek untuk sektor terkait perjalanan juga sedikit meningkat.
Singapura baru-baru ini mengumumkan perluasan jalur perjalanan yang divaksinasi ke lebih banyak negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
