Pertemuan itu diadakan antara Menteri Perindustrian Jepang Koichi Hagiuda dan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo. Akan tetapi seorang pejabat kementerian mengatakan tidak ada langkah konkret yang dibahas dan tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk pembicaraan itu.
Itu terjadi setelah Amerika Serikat mengatakan pihaknya akan membuka pembicaraan yang dapat mengarah pada pelonggaran tarif tersebut, yang telah lama mengganggu hubungan perdagangan antara keduanya. Jepang awal bulan ini meminta AS untuk menghapus tarif 'Bagian 232' yang diberlakukan oleh pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump pada 2018.
"Jepang kembali meminta Amerika Serikat untuk menyelesaikan masalah tarif tambahan dengan cara yang konsisten dengan aturan WTO seperti yang diminta Jepang sejak 2018," kata Direktur Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Hiroyuki Hatada, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 17 November 2021.
Amerika Serikat dan Uni Eropa baru-baru ini sepakat untuk mengakhiri perselisihan yang memburuk mengenai tarif baja dan aluminium AS yang diberlakukan pada 2018, menghilangkan beban pada hubungan transatlantik dan mencegah lonjakan tarif pembalasan UE.
Tarif
Perjanjian tersebut mempertahankan tarif Bagian 232 sebesar 25 persen untuk baja dan 10 persen aluminium, sambil mengizinkan volume terbatas logam yang diproduksi UE ke Amerika Serikat bebas bea."Sejauh yang dapat kita bayangkan, ketika kita berbicara tentang resolusi lengkap dengan cara yang konsisten dengan WTO, kita berbicara tentang penghapusan tarif tambahan," kata Hatada, ketika ditanya tentang bagaimana Jepang akan bereaksi jika Amerika Serikat mengusulkan tindakan serupa.
Kedua negara juga telah sepakat untuk membentuk Kemitraan Komersial dan Industri Jepang-AS (JUCIP) untuk berkolaborasi dalam memperkuat daya saing industri dan rantai pasokan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
