Perusahaan yang menaungi merek terkenal Zara ini melaporkan kerugian bersih sebesar 409 juta euro (USD465 juta) selama Februari hingga April. Kerugian itu termasuk 308 juta euro untuk program optimalisasi toko, yang akan berlanjut hingga 2021 meskipun ada pandemi.
Melansir CNBC International, Rabu, 10 Juni 2020, penjualan turun menjadi 3,3 miliar euro atau turun signifikan dari hampir enam miliar euro pada kuartal pertama tahun lalu.
Perusahaan tetap mengalami kerugian meskipun ada peningkatan sebesar 50 persen pada penjualan online di kuartal pertama, dan kenaikan 95 persen dalam penjualan online pada April.
Inditex memproyeksikan penjualan online bisa mewakili 25 persen dari total penjualan pada tahun 2022. Pada akhir 2019, transaksi online baru bisa mencapai 14 persen dari total penjualan.
Pada akhir April, Inditex membuka 965 toko di 27 negara dari total 7.469 toko yang dimilikinya.
Meskipun ada peningkatan penjualan pada Mei, Inditex mengatakan hal tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan level normal, yang mana selisihnya mencapai 51 persen.
Saham perusahaan juga turun sekitar 18 persen sejak awal tahun. Saham Inditex rata-rata stagnan di jam perdagangan pertama di Eropa.
Grup ini berencana untuk membayar dividen 35 sen per saham pada November mendatang sehubungan dengan kinerja 2019 November. Sementara sisa bonus dividen untuk 2020 dan 2021, dengan nilai 78 sen per saham akan dibagikan pada 2021 dan 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
