Harga konsumen di ekonomi terbesar dunia telah melonjak ke level tertinggi yang terlihat dalam empat dekade, dan The Fed pekan lalu menaikkan suku bunga utama untuk pertama kalinya sejak pandemi covid-19. Langkah tersebut guna meredam tekanan inflasi.
"Jika kami menyimpulkan pantas untuk bergerak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga federal fund lebih dari 25 basis poin pada pertemuan dan kami akan melakukannya," kata Powell, dilansir dari Channel News Asia, Minggu, 27 Maret 2022.
Ia menambahkan inflasi di AS sudah meningkat sebelum invasi Rusia ke Ukraina menambah tekanan harga baru dan adanya hambatan rantai pasokan yang dampaknya dapat meluas ke ekonomi AS.
"Ada kebutuhan yang jelas untuk bergerak cepat untuk menghapus stimulus yang diberikan The Fed kepada ekonomi Amerika selama pandemi," kata Powell.
Powell mengatakan para gubernur bank sentral AS siap untuk melampaui sikap netral dan memperketat kebijakan jika diperlukan untuk mencapai tujuan. Kenaikan suku bunga minggu lalu disebut sebagai yang pertama dalam serangkaian, dan beberapa pembuat kebijakan telah menyatakan kesediaan -atau kebutuhan- untuk bergerak dalam langkah yang lebih besar.
Presiden Bank Fed St Louis James Bullard tidak setuju dalam pemungutan suara pada pertemuan penetapan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal pekan lalu, karena ia menginginkan kenaikan setengah poin sebagai langkah pertama.
Presiden Bank Fed Atlanta Raphael Bostic, yang berbicara pada konferensi NABE, mengatakan dia akan menyesuaikan pandangannya dengan data, bahkan jika itu berarti menaikkan poin penuh. "Saya merasa nyaman dengan pergerakan yang lebih agresif jika data dan bukti menunjukkan itu sesuai," pungkas Bostic.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id