Sementara beberapa sektor, termasuk telekomunikasi, telah dibebaskan dari beberapa sanksi atas dasar kemanusiaan atau terkait, Nokia mengatakan telah memutuskan keluar dari Rusia adalah satu-satunya pilihan.
"Kami hanya tidak melihat kemungkinan untuk melanjutkan di negara ini dalam situasi saat ini," kata CEO Pekka Lundmark dalam sebuah wawancara dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 12 April 2022.
Dia menambahkan Nokia akan terus mendukung pelanggan selama keluar, dan tidak mungkin untuk mengatakan pada tahap ini berapa lama penarikan akan dilakukan.
Nokia sedang mengajukan lisensi yang relevan untuk mendukung pelanggan sesuai dengan sanksi saat ini.
Baik Nokia maupun Ericsson menghasilkan persentase penjualan satu digit yang rendah di Rusia, yakni perusahaan Tiongkok seperti Huawei dan ZTE memiliki pangsa yang lebih besar.
Nokia tidak mengharapkan keputusan ini berdampak pada prospek 2022 tetapi mengatakan itu akan mengarah pada provisi pada kuartal pertama sekitar 100 juta euro (USD109 juta).
Ratusan perusahaan asing memutuskan hubungan dengan Rusia setelah invasi 24 Februari ke Ukraina dan setelah sanksi Barat terhadap Moskow.
Rusia juga berselisih dengan Finlandia dan Swedia, negara asal Nokia dan Ericsson, terkait minat mereka untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.
Rusia juga telah mendorong perusahaan untuk mulai membangun jaringan hanya dengan menggunakan peralatan Rusia, berusaha membujuk Nokia dan Ericsson untuk mendirikan pabrik di negara tersebut.
Lundmark mengatakan Nokia tidak akan mengimplementasikan rencana untuk mendirikan usaha patungan dengan Yadro Rusia untuk membangun stasiun pangkalan telekomunikasi 4G dan 5G.
Dia menegaskan keputusan Nokia untuk meninggalkan Rusia akan mempengaruhi sekitar 2.000 pekerja, dan beberapa dari mereka mungkin ditawari pekerjaan di bagian lain dunia. Nokia memiliki sekitar 90 ribu karyawan di seluruh dunia.
"Banyak yang harus diubah sebelum memungkinkan untuk mempertimbangkan kembali melakukan bisnis di negara ini," kata Lundmark.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News