Dalam situasi ekonomi global yang terus berubah, perhatian terhadap perkembangan dan tantangan yang dihadapi menjadi semakin penting.
Melansir Xinhua, Jumat, 25 Oktober 2024, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menekankan perlunya tindakan segera untuk menangani utang dan menerapkan reformasi yang mendukung pertumbuhan.
"Ekonomi global berisiko terjebak dalam pertumbuhan rendah dan utang tinggi," ungkap Direktur Pelaksana IMF, Georgieva.
Dia juga menyatakan, inflasi harus kembali ke target tanpa merugikan pasar kerja. Selain itu, ia menyerukan untuk memperkuat penyangga fiskal di banyak negara.
"Sekarang adalah waktu untuk memperkuat penyangga fiskal di banyak negara," ungkap dia.
Logo IMF. Foto: AFP.
| Baca juga: IMF: Indonesia Juara Pengangguran di ASEAN |
Proyeksi pertumbuhan global dan strategi ekonomi Tiongkok
Dalam laporan World Economic Outlook (WEO), IMF mempertahankan perkiraan pertumbuhan global 2024 sebesar 3,2 persen, dengan prospek lima tahun ke depan diperkirakan 3,1 persen.
"Reformasi ini dapat meningkatkan produksi hingga delapan persen dalam empat tahun di negara-negara berkembang," ungkap Georgieva.
Georgieva juga menekankan Tiongkok harus memilih antara kebijakan pertumbuhan yang didorong ekspor atau meningkatkan konsumsi domestik.
"Tiongkok harus memilih antara kebijakan pertumbuhan yang didorong ekspor atau meningkatkan konsumsi domestik," tambah dia.
Dia menyimpulkan, memperkuat sektor-sektor ekonomi yang kurang berkembang, seperti layanan kesehatan dan pendidikan, akan mendorong pertumbuhan.
Dengan peringatan dari IMF, jelas tindakan cepat dan reformasi yang efektif sangat dibutuhkan untuk menghindari risiko pertumbuhan yang rendah dan utang yang tinggi. Dalam menghadapi tantangan ini, baik negara maju maupun berkembang harus bekerja sama untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Dengan strategi yang tepat, ada harapan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia. (Nanda Sabrina Khumairoh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
