Menteri Keuangan Heng Swee Keat dalam pidato anggaran tahunannya mengurai bagaimana dana tersebut akan digunakan.
"Sekitar USD3,6 miliar dialokasikan untuk kesehatan publik dan langkah-langkah pembukaan ekonomi yang aman, termasuk vaksinasi, penelusuran kontak (tracing), dan tes covid-19," ujarnya dilansir dari CNBC International, Rabu, 17 Februari 2021.
Selain itu, pemerintah Singapura juga akan memperluas beberapa skema untuk subsidi upah pekerja dan menyediakan pembiayaan untuk bisnis.
"Dukungan yang ditargetkan untuk sektor tertentu seperti penerbangan, transportasi darat, dan seni," imbuhnya.
Pemerintah Singapura, pada tahun lalu, juga menggelontorkan lebih dari USD68 miliar atau sekitar 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk mengatasi dampak pandemi.
Selain itu, dukungan moneter bank sentral turut membantu Singapura menghindari resesi yang lebih buruk, mencegah meningkatnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan mengurangi ketidaksetaraan," kata Heng.
Dia menambahkan bahwa jika bukan karena langkah-langkah tersebut, ekonomi Asia Tenggara akan menyusut setidaknya 12,4 persen tahun lalu. Itu lebih dari dua kali lipat dari kontraksi 5,4 persen yang dialami Singapura pada 2020.
Adapun pemerintah Negeri Singa itu memperkirakan ekonomi Singapura tumbuh di kisaran 4-6 persen tahun ini.
Singapura menjadi salah satu negara pertama di luar Tiongkok yang melaporkan kasus covid-19 pada awal 2020. Hingga Senin pekan ini, Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan lebih dari 59.800 kasus kumulatif covid-19 dan 29 kematian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
