Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Riset PwC: 53% CEO di Asia Pasifik Yakin Model Bisnis Saat Ini Takkan Mampu Bertahan, Kenapa?

Angga Bratadharma • 26 Februari 2023 08:35
Jakarta: Survei CEO Global Tahunan ke-26 PwC di Asia Pasifik yang bertajuk 'Leading in The New Reality' mengungkap dua poin data mencolok dari sederet tantangan nyata yang dihadapi 1.634 CEO di wilayah tersebut saat ini. Tak ditampik, di 2023 sejumlah risiko menghadang seperti ledakan inflasi dan ancaman resesi
 
Mengutip keterangan tertulis PwC, Minggu, 26 Februari 2023, berikut dua poin tersebut yaitu:
  1. Sebanyak 69 persen CEO Asia Pasifik meyakini pertumbuhan ekonomi global akan menurun selama 12 bulan ke depan, dibandingkan dengan tahun lalu di mana 76 persen CEO merasa pertumbuhan akan membaik.
  2. Sebanyak 53 persen CEO Asia Pasifik meyakini perusahaannya tidak akan sanggup bertahan secara ekonomi dalam satu dekade mendatang, jika kondisi mereka saat ini berlanjut (14 persen lebih tinggi dari CEO global).
Seiring memburuknya kondisi ekonomi makro, meningkatnya ketidakpastian, dan inflasi yang menembus tingkat yang belum pernah terlihat dalam beberapa dekade, para CEO Asia Pasifik menghadapi kondisi yang disebut dengan dual imperative.
 
Pemimpin usaha harus mengelola risiko eksternal jangka pendek untuk mendorong profitabilitas demi bisa bertahan, sekaligus bertransformasi agar dapat berkembang dalam jangka panjang.

Optimisme CEO Asia Pasifik sempat capai level tertinggi

Chairman PwC Asia Pasifik dan Tiongkok Raymund Chao mengatakan pada tahun lalu optimisme CEO Asia Pasifik mencapai level tertinggi dalam 10 tahun. Hanya setahun kemudian, PwC melihat keyakinan ini berbalik drastis. Dengan disrupsi yang terus berlanjut, para CEO di wilayah ini menghadapi realitas baru.

"Agar sukses menjalankan dual imperative, para pemimpin perlu mendefinisikan kembali prioritas mereka seputar penciptaan nilai, membangun budaya pemberdayaan yang berbeda, dan berkolaborasi secara lebih luas dan lebih mendalam daripada yang pernah dilakukan sebelumnya," jelasnya.
 
Meskipun keyakinan CEO terhadap ekonomi global memudar, para CEO di kawasan Asia Pasifik jauh lebih optimistis tentang prospek negara mereka sendiri dibandingkan dengan para CEO global.
 
Secara khusus, para CEO di negara-negara Asia Pasifik yang lebih besar menunjukkan tingkat optimisme tertinggi terhadap pertumbuhan domestik mereka yaitu Tiongkok (64 persen), India (57 persen), dan Indonesia (50 persen) (dibandingkan dengan global -29 persen).
 
"Penekanan yang semakin besar pada kepentingan nasional di atas kepentingan global menunjukkan adanya percepatan tren namun fundamental kawasan ini terus didukung oleh liberalisasi perdagangan dan pasar yang menyambut investasi asing langsung," tuturnya.

Inflasi ancaman

Territory Senior Partner PwC Indonesia Eddy Rintis menambahkan meskipun para CEO Indonesia memiliki harapan besar terhadap masa depan ekonomi negara, inflasi (50 persen) tetap merupakan ancaman jangka pendek dan jangka panjang.
 
"Sebagai reaksi terhadap kondisi saat ini, lanjutnya, CEO Indonesia memiliki rencana untuk mengurangi biaya sambil mempercepat pertumbuhan pendapatan," ucapnya.
 
Selain itu, meskipun CEO Indonesia tidak menempatkan konflik geopolitik sebagai ancaman utama untuk 12 bulan ke depan, mayoritas dari mereka –dengan apa yang dilakukan sama dengan rekan-rekan mereka di Asia-Pasifik– sedang mempertimbangkan untuk menyesuaikan kehadiran mereka di pasar dan rantai pasokan mereka.
 
"Serta melakukan diversifikasi penawaran produk untuk mengurangi ancaman ini. Inflasi, volatilitas ekonomi makro, dan konflik geopolitik menjadi perhatian utama para CEO Asia Pasifik," pungkasnya.

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan