Capaian ini diluar ekspektasi pasar pertumbuhan yang hanya menaksir 0,5 persen. Hal itu mencerminkan investasi perusahaan yang kuat.
Angka kuartal pertama ini jauh lebih kuat dari 0,1 persen yang terlihat pada kuartal terakhir 2022.
"Ekspor menurun tajam mencerminkan perlambatan ekonomi di luar negeri. Sementara permintaan domestik seperti konsumsi individu dan investasi perusahaan tumbuh yang mengarah ke pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," kata Kepala Ekonom Mizuho Research & Technologies Saisuke Sakai, dilansir Media Indonesia, Kamis, 8 Juni 2023.
| Baca juga: BOJ Perkirakan Inflasi Jepang Melambat di Bawah 2% Jelang Pertengahan Tahun Fiskal |
"Mengingat ekonomi mengalami kontraksi pada kuartal Juli-September, pemulihan ekonomi Jepang masih belum cukup untuk menyamai tingkat prapandemi covid-19 pada 2019," katanya.
Ke depan, ekonomi Jepang kemungkinan akan terus tumbuh dipimpin oleh permintaan domestik sebagian berkat pariwisata masuk. Data terbaru muncul setelah survei pemerintah yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa upah riil pekerja di Jepang turun tiga persen pada April dari tahun sebelumnya.
Laporan pemerintah terpisah juga menemukan pengeluaran rumah tangga pada April turun 4,4 persen secara riil dari tahun sebelumnya.
"Upah diperkirakan naik pada paruh kedua tahun fiskal saat ini," ucapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
