Mengutip The Business Times, Minggu, 18 Juni 2023, bersamaan dengan itu, para pedagang secara dramatis menilai kembali prospek suku bunga Inggris dan sekarang menghargai peluang lebih dari satu banding tiga bahwa BOE akan menaikkan tolok ukurnya menjadi enam persen pada awal tahun depan untuk mengatasi lonjakan inflasi usai pandemi.
Tingkat itu, yang tidak terlihat sejak awal abad ini, akan menambah tekanan tambahan pada peminjam Inggris, khususnya pemegang hipotek, yang berpotensi memperburuk perlambatan perumahan. Kenaikan suku bunga pertama BOE terjadi pada akhir 2021.
Ini mengalahkan Federal Reserve dan European Central Bank (ECB), yang menyusul masing-masing tiga dan tujuh bulan kemudian. Meskipun kenaikan lebih dari empat poin persentase sejak saat itu, yang mengangkat patokan menjadi 4,5 persen, berlanjutnya kekhawatiran tentang tekanan harga berarti taruhan pengetatan terus meningkat.
| Baca: Punya Banyak Manfaat, Menko Airlangga Ajak Masyarakat Gabung BPJS Ketenagakerjaan |
Data juga menunjukkan pertumbuhan upah yang lebih cepat dari yang diantisipasi dan pengangguran yang lebih rendah. Beberapa jam kemudian, pembuat suku bunga BOE baru, Megan Greene, bergabung dengan pembuat kebijakan Catherine Mann untuk memperingatkan risiko inflasi yang terus-menerus dan kesulitan kembali ke target dua persen.
Angka upah April yang mengejutkan sebagian didorong oleh kenaikan upah minimum nasional, yang tidak akan terulang di bulan-bulan berikutnya. Namun, menurut Analis Goldman Sachs, termasuk Isabella Rosenberg, data tersebut tidak dapat diabaikan." "BOE harus melangkah lebih jauh daripada bank sentral lainnya," kata mereka.
Sementara itu, Gubernur BOE Andrew Bailey sedang mencoba untuk menurunkan inflasi yang naik paling cepat di ekonomi Kelompok Tujuh. Hal itu dengan Inggris menghadapi kekurangan tenaga kerja dan keluar dari krisis energi yang melanda seluruh Eropa.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
